12 Korban Mabuk Kecubung Dirujuk ke RSJ Sambang Lihum

Maraknya korban akibat mabuk tanaman Kecubung beberapa hari lalu, sempat dievakuasi ke dr H Moch Ansari Saleh Banjarmasin. Namun dari 12 orang terdiri awalnya empat orang datang ke IGD namun karena kesulitan mencari tahu, hingga sulit diketahui penyebabnya.
Wakil Direktur (Wadir) Pelayanan dr H Moch Ansari Saleh dr Syarif Hidayat SpB kepada awal media mengatakan, bahwa meski sulit diketahui penyebabnya selain mengkonsumsi kecubung. Namun
mereka dibawa dibawa pulang oleh keluarga karena dapat ditangani.
Berikutnya esok hari, datang lagi keracunan massal sebanyak delapan pemuda diduga mabuk kecubung, hingga dari kasus yang sama akhirnya dirujuk ke RS jiwa Sambang Lihum di Jalan Gubernur Syarkawi Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar.
Namun kemarin pihaknya mendengar dua orang dinyatakan meninggal di RSJ Sambang Lihum tersebut. “Jadi yang dua orang itu bukan meninggal di RS Moch Ansari Saleh,” bantah Syarif Hidayat didampingi Kepala Humas Rahmat Hidayat, menyikapi isu pasien kecubung meninggal.
Sayangnya Kecubung belum termasuk obat tanaman terlarang, hingga malah lebih ektrim dikonsumsi sejumlah pemuda yang mencampur dengan obat lain.
“Memang kalau dampak hanya pakai kecubung itu yakni air liur kering atau haus dan perut terasa panas. Akibatnya halusinasi dan sulit diajak bicara sebab korban merayau atau ngelantur,” beber Syarif Hidayat.
Di tempat berbeda dihubungi melalui kontak medsos Humas RSJ Sambang Lihum Budi Harmanto update terbaru jumlah pasien bertambah menjadi 39 orang. Awalnya kemarin dugaan keracunan tanaman kecubung, ada 28 remaja dirawat.
Kondisi mereka berbeda-beda saat diantar beberapa ambulan, mulai tak sadarkan diri, mabuk dan bicara sendiri. Pasien terdiri dari 25 pria dan tiga perempuan. Mereka berasal dari beberapa kabupaten/kota di Kalsel seperti kebanyakan Banjarmasin, Baritokuala dan Hulu Sungai Selatan masing-masing satu orang. Diantaranya tiga perempuan
Ironisnya dua korban kecubung meninggal dunia lanjutnya merupakan warga Banjarmasin.
“Pertama datang Jumat (5/7/2024) dan kedua Selasa pagi kemarin, yang meninggal dunia, keduanya laki-laki” kata Budi.
Dalam penanganan tersebut
petugas medis pasien diberikan suntikan penenang. Dokter memberikan obat penghilang nyeri sendi. “Sebagian sulit tidur. Adapun dua pasien yang meninggal karena saturasi oksigennya menurun,” jelas Budi Harmanto.
Para pasien tersebut mencampur dengan pil zenit dan alkohol yang dioplos buah kecubung. Akibatnya efek mabuk kecubung bisa berlangsung tiga hari. “Namun untuk menghilangkan zat adiksi dari kecubung, diperlukan paling tidak dua pekan. Pasien saat ini dalam tahap evaluasi, pemantauan dan perawatan,” katanya.