2023, APERSI Kalsel Bangun Perumahan MBR Lebih Banyak
BANJARMASIN – DPD APERSI (Asosiasi Pengembang Perumahan dan
Permukiman Seluruh Indonesia) Kalimantan Selatan (Kalsel) mengadakan rapat
koordinasi dengan DPP APERSI, di Fugo Hotel di Banjarmasin.
Dalam rapat koordinasi yang membahas permasalahan Pembiayaan
Developer dan KPR tersebut juga dilakukan Penandatanganan Kerja Sama (PKS)
dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Tabungan Negara (BTN).
Ketua DPD APERSI Kalsel, H Hamdani, menyampaikan target
pembangunan perumahan, terutama rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah
(MBR) pada tahun 2023 ini harus lebih meningkat dibandingkan tahun 2020 dan
2021.
“Tahun lalu kami tidak banyak membangun, karena belum
ada kepastian dari pusat terkait harga jual rumah bersubsidi. Kami masih
menunggu kenaikan yang dijanjikan sekitar 5-7 persen yang belum terealisasi
sampai saat ini. Apalagi, kenaikan material bangunan sudah tidak bisa dibendung
lagi,” ujarnya.
Kendala itulah, kata H Hamdani yang dirasakan para pengembang
perumahan di Kalsel. “Jadi teman-teman masih menunggu kenaikan
harga,” ungkapnya.
H Hamdani juga menjelaskan, pada tahun ini target APERSI
Kalsel akan membangun perumahan MBR lebih banyak dari tahun lalu.
“Tahun lalu target kita membangun sebanyak 4.000 unit.
Tahun ini targetnya tentu harus lebih banyak lagi,” ucapnya.
Digelarnya rapat koordinasi ini, lanjutnya, sebagai bentuk
sinergitas DPD APERSI Kalsel dan DPP Apersi Kalsel bersama Perbankan di Kalsel
untuk mewujudkan keinginan Masyarakat Berpenghasilan Rendah untuk mendapatkan
rumah pertamanya.
“Melalui rakor ini kita ingin menyamakan visi misi kita
agar perumahan MBR bisa meningkat. Dan kami minta untuk harganya jika saat ini
masih sekitar Rp 165 juta, bisa naik di atas Rp 175 juta per unit untuk tahun
ini,” ujarnya.
H Hamdani juga berharap adanya kredit HPL lagi, supaya
pencarian pun bisa meningkat dari 30 persen menjadi 50 persen.
Menurutnya, saat ini pembangunan perumahan hampir merata di
Kalsel, namun paling banyak di Kota Banjarmasin, Banjarbaru, Kabupaten Batola,
Batulicin dan Tanjung.
Sementara itu, Ketua DPP APERSI, Junaidi Abdillah,
menuturkan, hasil pertemuan rakor ini akan diramu lagi untuk kemudian
disampaikan kepada para mitra.
“Kita ingin ada solusi dari rakor ini. Nanti, hasilnya
akan kami kumpulkan dari seluruh Indonesia. Kita ingin kemitraan ini tetap
berjalan dengan baik,” katanya.
Sejauh ini, lanjut Junaidi, pembiayaan kredit untuk perumahan
lebih banyak dicover oleh BTN dan BRI. Dengan adanya kerja sama dengan pihak
Perbankan ini, ia berharap dapat mewujudkan keinginan masyarakat untuk memiliki
rumah, terutama bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah.
Terkait target APERSI untuk membangun perumahan MBR di tahun
2023 ini, Junaidi mengatakan, berdasarkan site plane yang akan direalisasikan
secara nasional, ada sebanyak 195.000 unit rumah yang akan dijual kepada
masyarakat.
“Itu belum untuk rumah komersil yang jumlahnya sekitar
40.000 unit,” bebernya.
“Untuk tahun 2023 ini kita menargetkan minimal 100.000
unit rumah yang terjual,” tambahnya.
Junaidi juga berharap, Perbankan dapat mempermudah bagi
masyarakat yang berpenghasilan rendah untuk dapat memiliki rumah.
“Kita ingin ada kemudahan-kemudahan kepada masyarakat,
terkait bagaimana persyaratan yang ada di Perbankan, sehingga prosesnya cepat
dan developer cepat produksi juga. Karena developer juga perlu perputaran untuk
pembiayaan pembangunannya. Sehingga, setelah KPR cepatlah terealisasi dan dicairkan,”
tutupnya. (af/bjm)