Pola Musim Tak Menentu, Distan Banjar Siagakan Petani Hadapi Ancaman Banjir

MARTAPURA – Ancaman banjir dan cuaca ekstrem kembali menghantui para petani di Kabupaten Banjar. Kepala Dinas Pertanian Banjar, h Warsita, mengingatkan para petani khususnya di wilayah rawan bencana seperti Martapura Timur, Martapura Barat, dan sebagian Martapura Kota agar lebih waspada terhadap potensi gagal panen.
Warsita mengatakan, kondisi banjir tahun ini mirip dengan tahun sebelumnya. Bedanya, jika tahun lalu banjir datang tepat setelah petani menanam padi, kali ini sebagian besar tanaman sudah mulai berbuah sehingga risiko gagal panen semakin tinggi.
“Kalau padi sudah bisa dipanen, sebaiknya segera dipanen. Namun, bila banjir berlanjut, kami bersama BPTPH akan turun ke lapangan untuk melakukan inventarisasi dan mencatat dampak kebencanaan,” ujar Warsita, Senin (15/9/2025) siang.Ia menilai fenomena iklim ekstrem yang terjadi sulit diprediksi.
“Seharusnya sekarang masih kemarau dan petani baru mulai menanam. Tetapi kenyataannya justru hujan deras dan menyebabkan banjir. Akibatnya, pola musim tanam jadi tidak menentu,” jelasnya.
Sebagai langkah antisipasi, pemerintah telah menyiapkan sejumlah program bantuan, di antaranya Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) dan program Optimalisasi Lahan (Oplah) dari Kementerian Pertanian. Program ini diharapkan mampu membantu petani agar tetap bisa menanam meski sering terdampak banjir.
“Optimalisasi lahan ini mencakup normalisasi saluran air dan peninggian tanggul. Mudah-mudahan bisa mengurangi dampak banjir ke depannya,” tambahnya.
Meski demikian, Warsita tak menampik bahwa kondisi banjir berulang membuat sebagian petani kehilangan semangat bahkan memilih berhenti bertani.
“Kami terus berupaya agar petani tidak patah semangat. Program bantuan pemerintah bisa dimanfaatkan untuk mendukung mereka tetap bertahan,” pungkasnya.