Tinggal Dua Ekor, Badak Kalimantan di Mahakam Ulu Terancam Punah

Nasib badak Kalimantan kian mengkhawatirkan. Hingga September 2025, hanya dua individu betina yang terverifikasi masih hidup, yaitu Pahu di Suaka Badak Kelian, Kutai Barat, dan Pari yang baru-baru ini terdeteksi kamera jebak di hutan Mahakam Ulu.
Kondisi ini menegaskan betapa kritisnya status satwa bercula dua yang masuk kategori terancam punah. Minimnya populasi, ditambah ketiadaan pejantan, membuat upaya pelestarian menghadapi tantangan besar.
“Ada berbagai alasan penting mengapa kita harus menyelamatkan badak Pari. Terutamanya juga karena badak Pari sudah diketahui cukup lama dan dia sendirian. Atau kita bilang ini adalah badak yang *doom* (tanpa pasangan dan kelompok),” ujar Kurnia Oktavia Khairani, Direktur Aliansi Lestari Rimba Terpadu (ALeRT).
Pemerintah bersama lembaga konservasi berencana mengevakuasi Pari menuju Suaka Badak Kelian agar mendapat perawatan intensif dan perlindungan lebih baik. Sebelum itu, Pari akan menjalani masa karantina sekitar tiga bulan. Di lokasi konservasi, telah dipersiapkan fasilitas berupa kandang karantina, area padang seluas 20 hektar, serta tenaga medis dan ahli satwa.
Meski hanya dua individu yang teridentifikasi, para peneliti masih optimis kemungkinan ada badak lain yang belum terpantau, terutama di wilayah hutan terpencil. Namun demikian, tanpa upaya serius dan cepat, badak Kalimantan bisa benar-benar hilang dari bumi nusantara.
Hilangnya salah satu ikon satwa endemik ini menjadi peringatan keras bagi semua pihak akan pentingnya menjaga hutan dan satwa liar agar tetap lestari.