Banjarbaru Terbanyak Kedua Kasus HIV di Kalsel, Deteksi Dini Dinilai Menyelamatkan

BANJARBARU – Kota Banjarbaru menempati posisi kedua tertinggi di Kalimantan Selatan (Kalsel) dalam jumlah temuan kasus baru HIV/AIDS. Data sejak Januari hingga Agustus 2025 mencatat ada 51 orang terdeteksi mengidap HIV, dengan sekitar 20 orang di antaranya berasal dari luar Banjarbaru.
Meski angka ini terbilang tinggi, para relawan dan tenaga kesehatan justru melihatnya dari sisi positif. Pasalnya, semakin banyak kasus yang terdeteksi, semakin besar pula peluang untuk mencegah penularan lebih luas.
“Semakin banyak ditemukan itu semakin baik, bukan semakin jelek. Artinya kami bisa mendeteksi lebih dini,” ujar Relawan Penanggulangan HIV Banjarbaru, Edi Sampana.
Edi menegaskan, deteksi dini adalah kunci. Pasien yang cepat diketahui statusnya bisa segera mendapatkan obat dan pendampingan, sehingga risiko menularkan ke orang lain bisa ditekan seminimal mungkin.
“Kalau terlambat ditemukan, justru penularan masih terus terjadi tanpa kita sadari,” tambahnya.
Dalam catatan relawan, Banjarbaru berada tepat di bawah Banjarmasin yang menjadi daerah dengan kasus HIV/AIDS terbanyak di Kalsel. Posisi selanjutnya ditempati Kabupaten Banjar dan Hulu Sungai Tengah (HST).
Edi mengingatkan, HIV dikenal sebagai penyakit dengan masa inkubasi panjang. Gejalanya bisa tidak muncul selama dua hingga lima tahun pertama setelah seseorang tertular. Pada fase awal penderita tampak sehat, namun setelah lima tahun biasanya mulai sering sakit-sakitan.
“Karena itu, peran tenaga kesehatan dan masyarakat sangat penting. Penyuluhan dan pemeriksaan rutin harus digalakkan. Semakin cepat diketahui, semakin cepat pula penanganannya,” tutupnya.