Pendidikan Peristiwa

Disdikbud Kalsel Tindaklanjuti Kasus Dugaan Kekerasan Siswa Inklusi di Amuntai, Janji Proses Tegas Oknum Guru

Disdikbud Kalsel Tindaklanjuti Kasus Dugaan Kekerasan Siswa Inklusi di Amuntai, Janji Proses Tegas Oknum Guru

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kalimantan Selatan bergerak cepat menyikapi kasus dugaan kekerasan yang menimpa seorang siswa inklusi di SMAN 2 Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU).

Kepala Disdikbud Kalsel, Galuh Tantri Narindra, bersama jajaran dan Satgas Pencegahan serta Penanganan Kekerasan pada Satuan Pendidikan, melakukan kunjungan langsung ke kediaman korban pada Sabtu (27/9/2025).

Dalam kunjungan tersebut, pihaknya menyerahkan perlengkapan sekolah dan perlengkapan menggambar, memberikan dukungan moral, serta memastikan adanya pendampingan traumatis agar korban, MRB (15), tetap bersemangat melanjutkan pendidikannya.

Suasana haru sempat menyelimuti pertemuan. MRB yang dikenal pendiam karena trauma, berani berbicara langsung dengan Kadisdikbud dan bahkan mempersembahkan sebuah lukisan hasil karyanya. Dengan antusias, ia juga menunjukkan kemampuannya menggambar karakter anime di hadapan Galuh Tantri.

“Ini bentuk kepedulian kami agar anak tetap bersemangat belajar. Bantuan yang diberikan juga disesuaikan dengan minatnya, supaya ia bisa kembali percaya diri,” ucap Tantri.

Kadisdikbud Kalsel menegaskan kasus ini akan diproses sesuai ketentuan yang berlaku. Oknum guru terduga pelaku, yang berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN), akan dikenai sanksi sesuai aturan kepegawaian.

“Dipastikan pelaku akan ditindak sesuai aturan ASN. Kami sudah melakukan teguran lisan dan tertulis, mediasi bersama keluarga, dan selanjutnya akan diproses melalui mekanisme resmi,” jelasnya, Minggu (28/9).

Dasar penanganan akan mengacu pada Permendikbudristek Nomor 46 Tahun 2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Satuan Pendidikan, serta Peraturan Kepala BKN Nomor 6 Tahun 2022 tentang Disiplin PNS.

Selain menyambangi korban, Galuh Tantri juga bertemu dengan Bupati HSU Sahrujani untuk membahas tindak lanjut kasus sekaligus menyamakan persepsi dalam program pendidikan yang lebih aman dan inklusif di Kalimantan Selatan.

Anggota DPRD HSU, Andini Wiraswastanti, mengapresiasi langkah cepat Disdikbud Kalsel.
“Ini bukti keseriusan pemerintah agar kasus serupa tidak terulang kembali,” ujarnya.

Sementara itu, ayah korban, MR (40), merasa terharu atas perhatian yang diberikan.
“Kami sangat berterima kasih. Kehadiran Ibu Kadisdik memberi semangat baru bagi anak kami untuk bangkit,” ucapnya.

Disdikbud Kalsel berkomitmen memperkuat peran konselor sekolah dan mengaktifkan kembali Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) di seluruh satuan pendidikan.

“Anak-anak harus belajar dalam suasana aman, nyaman, dan bebas dari kekerasan. Kami pastikan kasus ini menjadi pelajaran penting dan tidak boleh terulang lagi,” tegas Tantri.

Kunjungan ini menjadi simbol dukungan nyata pemerintah terhadap siswa korban, sekaligus membuka ruang bagi bakat dan kreativitas anak agar tetap berkembang meski dalam situasi sulit.

+ posts

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *