Pemkab Banjar

Perjuangan Legislator Muda Wahyu Akbar Kawal Bedah Rumah di Tatah Makmur Berbuah Manis

Perjuangan Legislator Muda Wahyu Akbar Kawal Bedah Rumah di Tatah Makmur Berbuah Manis

Anggota DPRD Banjar, Wahyu Akbar, meninjau rumah Ibu Martinah yang diperbaiki melalui program bedah rumah DPRKPLH Kabupaten Banjar.(Foto : istimewa)

MARTAPURA – Haru dan bahagia menyelimuti keluarga Martinah (62), warga Desa Tampang Awang, Kabupaten Banjar. Rumah miliknya yang sejak puluhan tahun tidak layak huni akhirnya diperbaiki melalui program bedah rumah Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (DPRKPLH) Kabupaten Banjar, yang dilaksanakan pada anggaran perubahan tahun ini.

Sebelumnya, kondisi rumah Martinah viral di media sosial. Dinding penuh lubang, lantai rapuh yang membahayakan, serta atap yang bocor membuat rumah tersebut rawan dan hampir tak layak ditinggali.

Kondisi itu menarik perhatian Anggota DPRD Banjar, Wahyu Akbar, yang turun langsung melihat situasi di lapangan.

Bahkan, saat melakukan kunjungan beberapa waktu lalu, Wahyu Akbar sempat terperosok akibat lantai rumah yang rapuh. Setelah ikut mendorong perbaikan melalui jalur program bantuan, kini rumah Martinah telah berdiri jauh lebih layak.

Dinding yang dulu berlubang kini kokoh, lantai sudah aman dipijak, dan atap tak lagi mengancam penghuni ketika hujan turun. Kondisi ini membawa rasa lega bagi keluarga.

Rahmani, anak dari Martinah, mengaku bersyukur dan tak menyangka rumah mereka akhirnya berubah seperti hunian layak pada umumnya.

“Alhamdulillah, setelah berpuluh-puluh tahun akhirnya rumah kami menjadi layak seperti rumah orang lain. Kami sangat berterima kasih kepada instansi terkait yang sudah membantu, khususnya kepada Pak Wahyu Akbar yang mengawal sampai selesai,” ungkapnya.

Sementara itu, Anggota DPRD Banjar Wahyu Akbar mengatakan bahwa perbaikan rumah tidak layak huni merupakan salah satu perjuangan yang terus ia dorong di lapangan.

“Alhamdulillah, sekarang rumah Ibu Martinah sudah nyaman ditinggali. Kemarin kondisinya sangat memprihatinkan, bahkan saya sendiri sempat terperosok saat meninjau. Ini jadi pengingat bahwa masih banyak saudara-saudara kita yang perlu bantuan serupa,” ujarnya.

Wahyu Akbar menegaskan bahwa program seperti ini harus terus diprioritaskan karena menyangkut kebutuhan dasar masyarakat.

“Perbaikan rumah bukan hanya soal bangunan, tapi tentang keselamatan dan martabat keluarga yang tinggal di dalamnya. Kalau rumahnya bocor, lantainya rapuh, atau dindingnya mau runtuh, bagaimana mereka bisa hidup dengan tenang? Itu sebabnya kami di DPRD akan terus mengawal agar bantuan seperti ini tidak berhenti hanya pada satu-dua rumah.”

Ia juga berharap pemerintah desa dan masyarakat aktif melaporkan rumah yang benar-benar membutuhkan perhatian agar tidak luput dari pendataan.

“Jangan sampai ada warga yang tinggal di kondisi membahayakan, tapi tidak terdata. Saya meminta para kepala desa dan RT untuk terus berkoordinasi. Kalau ada rumah seperti ini, sampaikan, insya Allah kami perjuangkan melalui program pemerintah,” jelasnya.

Wahyu menambahkan bahwa dirinya tidak ingin program ini hanya bersifat simbolis, tetapi benar-benar memberi dampak nyata bagi masyarakat.

“Kita ingin hasil yang bisa dirasakan langsung. Tidak hanya seremonial, tapi benar-benar tuntas dan bermanfaat untuk masyarakat. Ibu Martinah adalah salah satu buktinya,” pungkas Politisi Muda Partai Demokrat ini.

+ posts

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *