Wakil Ketua DKGI Banjar Ingatkan Guru Bijak Bermedsos di Era Viral
Pelantikan pengurus DKGI PGRI Kabupaten Banjar di Hotel Roditha Banjarbaru, Minggu (15/11/2025). (Foto : istimewa)
MARTAPURA — Dewan Kehormatan Guru Indonesia (DKGI) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Banjar resmi memiliki struktur baru. Pada Minggu (15/11/2025) pagi, Warhamni dilantik dan dikukuhkan sebagai Wakil Ketua DKGI PGRI Kabupaten Banjar dalam acara yang digelar di Hotel Roditha Banjarbaru.
Struktur kepengurusan DKGI PGRI Kabupaten Banjar kini dipimpin oleh Ikhwansyah, yang juga menjabat sebagai Pj Sekda Banjar. Warhamni duduk sebagai wakil ketua, sementara Liana Penny, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar, dipercaya sebagai sekretaris.
Pengurus lainnya turut melengkapi formasi lembaga yang memiliki peran strategis dalam menjaga martabat profesi guru tersebut.
Dalam keterangannya, Warhamni mengungkapkan bahwa dirinya telah mendapatkan izin dari ketua dan pengurus lainnya untuk menyampaikan sejumlah informasi kepada publik terkait pentingnya peran Dewan Kehormatan Guru.
“Profesi guru adalah profesi yang sangat mulia. Guru mencerdaskan anak bangsa sekaligus menjadi contoh etika, perilaku, dan moral yang positif,” ujar Warhamni.
Ia menekankan bahwa perkembangan media sosial yang begitu cepat dan digunakan oleh hampir seluruh lapisan masyarakat turut membawa tantangan baru bagi profesi guru.
“Kami berharap guru-guru di Kabupaten Banjar bisa menjalankan tugas dan kewajiban dengan baik sesuai ketentuan yang berlaku, termasuk bijak dalam bermedia sosial,” tegasnya.
Warhamni menjelaskan bahwa Dewan Kehormatan Guru Indonesia merupakan perangkat penting di tubuh PGRI, khususnya dalam menjaga standar profesionalitas dan etika guru. Tugas DKGI antara lain:
memberikan masukan dan pendapat kepada organisasi,
melakukan penilaian dan pertimbangan,
menegakkan disiplin profesi guru,
melakukan pengawasan dan penyelidikan atas dugaan pelanggaran,
hingga menjatuhkan rekomendasi sanksi bagi anggota yang terbukti melanggar.
“Tugas Dewan Kehormatan saat ini memang sangat berat, mengingat kemajuan teknologi dan media sosial. Ini harus menjadi perhatian bersama,” jelasnya.
Warhamni juga menyinggung beberapa contoh kasus pelanggaran etika guru yang baru-baru ini viral secara nasional, yang menurutnya perlu menjadi pembelajaran bagi guru-guru di Kabupaten Banjar.
Beberapa contoh yang ia soroti:
- Guru berjoget di halaman sekolah yang terendam banjir, lalu videonya viral dan menuai kritik publik.
- Pasangan guru pria dan wanita berjoget sambil berpelukan menggunakan seragam dinas dan fasilitas pengeras suara sekolah.
- Guru marah-marah dan membanting konsumsi siswa pada kegiatan sosialisasi kejaksaan, yang juga ramai diperbincangkan netizen.
“Penilaian netizen bisa sangat keras. Karena itu, guru harus mampu menjaga sikap, baik di sekolah maupun di masyarakat,” ujarnya.
Menurut Warhamni, dedikasi seorang guru tidak hanya ditunjukkan di sekolah, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat.
“Guru itu ditiru, bukan hanya oleh muridnya tetapi juga oleh lingkungan sekitarnya. Karena itu, menjaga etika dan moral harus dilakukan di mana pun berada,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa ketika terjadi pelanggaran, netizen seringkali menjadi pihak pertama yang menghakimi, di samping institusi yang berwenang.

