Tinjau Dapur MBG Terpencil di Hamak Timur, Sekda Targetkan 18 SPPG Segera Dibangun di HSS
KAKINEWS.ID, KANDANGAN – Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) menunjukkan komitmen kuat dalam pemenuhan gizi anak-anak di wilayah terpencil melalui program Makan Bergizi Gratis (MBG). Hal tersebut ditunjukkan dengan peninjauan pembangunan dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) MBG di Desa Hamak Timur, Kecamatan Telaga Langsat, Kamis (11/12/2025).
Peninjauan dipimpin langsung oleh Sekretaris Daerah Kabupaten HSS, Drs. H. Muhammad Noor, M.AP., didampingi Camat Telaga Langsat Sar Ifansyah, S.STP., M.Si., perwakilan investor, serta jajaran Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) HSS.
Sekda Muhammad Noor menegaskan pentingnya pemerataan manfaat program MBG, khususnya bagi masyarakat dan anak-anak di daerah terpencil.
“Ini adalah salah satu SPPG terpencil yang kita tinjau hari ini. Harapannya, manfaat program ini benar-benar dirasakan oleh masyarakat dan anak-anak di wilayah terpencil agar mereka juga mendapatkan makanan yang layak dan bergizi, sebagaimana yang telah berjalan di kawasan perkotaan,” ujarnya.
Ia menyampaikan bahwa pembangunan SPPG terpencil merupakan bentuk perhatian serius Bupati HSS dalam mendukung dan menyukseskan program nasional MBG. Secara keseluruhan, Pemkab HSS menargetkan pembangunan sebanyak 18 SPPG terpencil yang akan tersebar di berbagai wilayah.
Beberapa lokasi terpencil lain yang direncanakan menyusul di antaranya Malilingin, Loksado, Malinau, Panggungan, Kamawakan, Haratai, serta wilayah Daha, termasuk Desa Muning Dalam.
Sekda menambahkan, pemerintah daerah telah melakukan pertemuan dengan para investor untuk merealisasikan rencana tersebut. Saat ini, setidaknya sudah ada enam SPPG yang diproyeksikan segera beroperasi dalam waktu dekat. Setiap SPPG ditargetkan melayani sekitar 350 hingga 400 porsi makanan bergizi per hari.
Selain menjamin pemenuhan gizi, program dapur MBG di kawasan terpencil juga diharapkan mampu membuka lapangan kerja bagi masyarakat setempat. Setiap dapur MBG direncanakan menyerap sekitar tujuh hingga delapan tenaga kerja lokal.
“Yang terpenting, dapur MBG di kawasan terpencil ini dapat merekrut tenaga kerja dari masyarakat sekitar, sehingga membuka lapangan pekerjaan. Bahkan kami berharap bahan baku pangan juga disuplai oleh petani atau pekebun lokal agar turut meningkatkan perekonomian warga,” jelasnya.
Meski demikian, Sekda mengakui bahwa pembangunan SPPG MBG di daerah terpencil menghadapi tantangan besar, terutama terkait akses mobilitas dan distribusi makanan.
“Tantangan terbesar di daerah terpencil adalah akses dan distribusi, karena beberapa wilayah tidak bisa dilalui kendaraan roda empat. Ini memerlukan inovasi khusus,” ungkapnya.
Untuk itu, Pemkab HSS berharap para investor mampu menerapkan solusi dan inovasi terbaik dalam mengatasi kendala logistik, sehingga makanan bergizi dapat tetap tersalurkan secara optimal kepada anak-anak di wilayah terpencil.

