BERITA UTAMA KPK RI

Alasan Sakit Jadi Tameng? KPK Tagih Sikap Kooperatif Bekas Direktur Pertamina Chrisna Damayanto

Alasan Sakit Jadi Tameng? KPK Tagih Sikap Kooperatif Bekas Direktur Pertamina Chrisna Damayanto

Mantan Direktur Pengolahan PT Pertamina (Persero), Chrisna Damayanto (CD) (Foto: Ist)

Jakarta, Kakinews.id – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menyoroti ketidakhadiran mantan Direktur Pengolahan PT Pertamina (Persero), Chrisna Damayanto (CD), dalam agenda pemeriksaan terbaru. Chrisna dilaporkan berhalangan hadir karena alasan kesehatan.

Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, menegaskan bahwa penyidik telah menerima surat pemberitahuan terkait kondisi medis tersangka tersebut. Namun ia mengingatkan bahwa alasan ketidaksiapan fisik tidak dapat terus-menerus menjadi penghambat proses hukum.

“Begitu dinyatakan fit, kami berharap CD menunjukkan iktikad baik dengan hadir dan mengikuti proses hukum secara penuh. Penyidikan perkara ini tidak boleh terhenti,” tegas Budi di Jakarta.

Tersangka yang Masih Berkeliaran

Chrisna merupakan satu-satunya tersangka yang belum ditahan dalam perkara dugaan suap pengadaan katalis di Pertamina tahun 2012–2014. Nilai suap pada proyek itu diduga mencapai belasan miliar rupiah, berpindah melalui para pihak yang terlibat.

KPK telah menapaki penyidikan sejak akhir 2023, yang kemudian menguat pada 17 Juli 2025 usai serangkaian tindakan paksa, meliputi:

8 Juli 2025 – Penggeledahan di kediaman CD serta putranya Alvin Pradipta Adiyota (APA)

15 Juli 2025 – Penggeledahan di rumah Gunardi Wantjik (GW) selaku Direktur PT Melanton Pratama, dan Frederick Aldo Gunardi (FAG) sebagai Manajer Operasi

Tiga nama selain CD telah mendekam di tahanan sejak 9 September 2025. Chrisna sendiri masih “berstatus bebas” karena kondisi kesehatannya disebut belum memungkinkan.

Publik Mendesak KPK Tegas

Lambatnya eksekusi terhadap Chrisna mulai memicu kecurigaan publik. Sejumlah elemen masyarakat meminta KPK menunjukkan konsistensi agar keadilan tidak berhenti pada slogan.

Penegakan hukum yang menyasar pelaku korupsi di sektor migas dianggap harus dilakukan tanpa pandang bulu. Apalagi, posisi Chrisna sebagai petinggi di BUMN strategis dinilai memiliki pengaruh yang besar dalam alur pengadaan proyek katalis.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *