Asean Business Advisory Council Digelar, Pencapaian Kekuatan Teknologi Dalam Ekonomi
Foto:aseanbac.id
JAKARTA,KN – Meskipun Indonesia telah mencatat prestasi besar di panggung global, kesenjangan masih menjadi masalah serius. Hanya sekitar 52 persen penduduk Indonesia yang dapat mengakses layanan keuangan inklusif, sementara rata-rata dunia berada di sekitar 74 persen.
Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia dengan 64,6 juta usaha yang melibatkan 110 juta pengusaha dan pekerja. Mereka berkontribusi sebanyak 37 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar US$2,5 miliar. Namun, UMKM hanya mendapatkan sekitar 19,9 persen dari total pinjaman.
Sisi positifnya, Indonesia memiliki 203 juta pengguna internet, 196 juta di antaranya menggunakan internet mobile, dan 94 persen masyarakat memiliki akses broadband. Ini menciptakan dasar yang solid untuk perkembangan bank digital.
Dilansir dari The Jakarta Post Axton Salim, direktur PT Indofood Sukses Makmur mengatakan bahwa demografi Asia Dan kesenjangan merupakan tantangan sekaligus peluang bagi calin wirausaha.
” Tantangan utama dan peluang utama bagi calon wirausaha adalah demografi Asia dan kesenjangan yang ada, seperti inklusivitas keuangan, pertumbuhan UMKM, dan akses internet.” ujar Axton Salim, direktur PT Indofood Sukses Makmur.
Dilansir dari The Jakarta Post, Indofood, perusahaan makanan Indonesia yang berjejaring global, dengan bangga mengumumkan partisipasinya dalam ASEAN Business and Investment Summit 2023 (ABIS) yang mengusung tema “ASEAN Centrality: Berinovasi Menuju Inklusivitas yang Lebih Besar” pada Rabu,( 06/09/23 ) di Jakarta.
Axton bergabung dalam panel diskusi “Membayangkan Masa Depan Ekonomi ASEAN: Tren, Transformasi, dan Kemenangan” yang difokuskan pada potensi pertumbuhan ekonomi blok ini dan negara-negara anggotanya. Diskusi tersebut dimoderatori oleh Michael Lawrence, kepala eksekutif Asia House, dan melibatkan tokoh-tokoh seperti Anindya Bakrie, CEO Bakrie Group; Le Thi Thu Thuy, CEO global Vinfast; Zhengjun Zhang Jr, wakil presiden Huawei Asia Pasifik; dan Michaela Browning, wakil presiden pemerintah dan kebijakan publik Google Asia Pasifik.
Axton, yang juga menjabat sebagai direktur Bank INA, menekankan bahwa inovasi digital dalam sektor perbankan dapat membantu mengatasi kesenjangan dalam inklusivitas keuangan dengan melayani masyarakat yang belum memiliki rekening bank. Dengan teknologi, proses pendaftaran dan pembukaan rekening menjadi lebih mudah, dan pemegang rekening dapat melakukan transaksi melalui ribuan agen bank, toko kelontong, dan minimarket di seluruh Indonesia.
Bank INA tidak hanya menawarkan layanan same-day approval dengan teknologi untuk kredit produktif yang menawarkan suku bunga yang menggiurkan, tetapi mereka juga menyediakan beragam program pengayaan. Ini mencakup manajemen rantai pasokan, point of sales, solusi akuntansi, serta pelatihan bisnis dasar bagi nasabah usaha mikro, kecil, dan menengah. Semua inovasi ini dimungkinkan berkat teknologi digital yang memungkinkan mereka mencapai masyarakat yang belum terlayani oleh layanan perbankan konvensional.
Sementara itu, dalam dua hari acara ABIS yang digelar, para tokoh pengambil keputusan dan pemimpin dunia berkumpul untuk membahas sejumlah tantangan, seperti transformasi digital, pembangunan berkelanjutan, ketahanan kesehatan, ketahanan pangan, dan fasilitasi perdagangan serta investasi. KTT ini memberikan kesempatan bagi negara-negara dan bisnis di seluruh kawasan untuk berbagi praktik terbaik dalam mengatasi hambatan melalui kerja sama kolektif.
ABIS 2023 sukses menyatukan lebih dari 2.000 peserta dari 50 negara yang mencakup pejabat pemerintah, CEO, dan eksekutif senior yang mewakili perusahaan multinasional dan regional. Dengan demikian, harapannya adalah bahwa semua pemangku kepentingan akan bersama-sama menciptakan inovasi yang mendorong inklusivitas yang lebih besar dalam berbagai aspek kehidupan. (Tjp/drs)
