BPS: Pengangguran Turun, Tapi Tren Lompat Kerja Gen Z Meningkat

Fenomena job hopping atau kerap berganti pekerjaan dalam waktu singkat semakin marak di kalangan generasi muda di Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Februari 2025 berada di angka 4,82 persen. Meski menurun dibanding tahun sebelumnya, fenomena pekerja muda yang cepat pindah kerja menjadi tantangan tersendiri bagi dunia usaha.
Pakar ketenagakerjaan menilai tren ini tidak bisa semata-mata dilihat sebagai hal negatif. Pergeseran budaya kerja generasi muda yang lebih menekankan keseimbangan hidup dan kepuasan personal harus dijawab dengan strategi retensi karyawan yang lebih adaptif. “Generasi Z mencari ruang berkembang, kesempatan belajar, serta lingkungan kerja yang sehat secara mental. Jika perusahaan tidak mampu menjawab kebutuhan itu, wajar bila mereka mencari peluang lain,” kata pakar SDM dari Universitas Gadjah Mada, mengutip penelitian terbaru soal retensi generasi muda (UGM, 2024).
Hal serupa diungkapkan dalam artikel Work-Life Balance sebagai Strategi Retensi Karyawan Milenial dan Gen Z (Journal Manajemen SDM, 2024). Peneliti menemukan bahwa pekerja muda memprioritaskan keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi, bahkan lebih dari sekadar gaji. Implementasi kebijakan kerja fleksibel terbukti signifikan meningkatkan kepuasan kerja dan komitmen karyawan.
Dengan kondisi ini, dunia usaha di Indonesia didorong untuk lebih adaptif dalam mengelola sumber daya manusia. Strategi retensi yang mencakup kesejahteraan finansial, fleksibilitas kerja, hingga dukungan mental dan karier jangka panjang dinilai menjadi kunci menekan angka job hopping. Tanpa itu, generasi muda akan terus berpindah mencari perusahaan yang lebih sesuai dengan nilai dan aspirasi mereka.