Bupati Tabalong Targetkan RS Kelua Beroperasi Tahun 2026
Penyelesaian pembangunan Rumah Sakit Kelua di Desa Pudak Setegal, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, sudah mencapai 80 persen dan ditargetkan beroperasi pada tahun 2026.
Bupati Tabalong H Muhammad Noor Rifani mengatakan rumah sakit ini nantinya bisa memberikan pelayanan kesehatan masyarakat di wilayah Selatan “Bumi Saraba Kawa'” mencakup Kecamatan Kelua, Pugaan, Muara Harus dan Banua Lawas.
“Saat ini masuk pekerjaan finishing seperti pemasangan keramik dan pengecatan dan progresnya mencapai 80 persen,” jelas Noor Rifani saat meninjau lokasi pembangunan RS Kelua, Rabu (18/11/2025).
Peninjauan bupati ke rumah sakit mulai dari bagian halaman depan, ruang rawat inap hingga poliklinik didampingi konsultan pengawas Nasrullah, Project Manager PT Wiratama Graha Raharja (pelaksana proyek) Eko Fredy Arianto, Camat Kelua Fariduddin dan Kabid Sumber Daya Kesehatan Dinkes Kabupaten Tabalong, Taufik.
Untuk kebutuhan SDM di RS Kelua, ujar Haji Fani, melalui program beasiswa 1.000 sarjana, kerjasama dengan ULM untuk mencetak tenaga dokter gigi maupun dokter umum.
Termasuk kerja dengan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banjarmasin untuk SDM bidang keperawatan.
Kabid Sumber Daya Kesehatan Dinkes Tabalong Taufik menjelaskan pembangunan lanjutan RS Kelua menggunakan dana APBD Tabalong 2025 sebesar Rp21 miliar.
Dana tersebut di antaranya untuk pembangunan halaman depan, penguatan gedung IGD, ruang poli klinik, penyelesaian bangunan rawat inap, rekam medis dan menara air.
“Rencana akan kita bangun fasilitas tambahan yakni ruang operasi dengan dana APBD 2026,” jelas Taufik.
Rumah sakit tipe D ini memiliki 10 ruang rawat inap, IGD, dua ruang isolasi dan ruang administrasi.
Camat Kelua Fariduddin mengharapkan Dinas Kesehatan segera menyiapkan fasilitas pendukung agar rumah sakit ini bisa dimanfaatkan warga baik di wilayah Selatan maupun kabupaten tetangga (Kalteng).
“Akses jalan perlu diaspal dan fasilitas pendukung rumah sakit juga harus disiapkan agar bangunan yang ada bisa difungsikan,” jelas Fariduddin dilansir Antara.
Pembangunan rumah sakit ini dilaksanakan sejak Desember 2019, namun sempat mangkrak karena pandemi COVID-19 pada tahun 2022 yang menyebabkan penyelesaian pembangunan rumah sakit terhenti dan baru dilanjutkan tahun ini.

