Lingkungan

Darurat Sampah di Banjarmasin, DLH Kendalikan dengan Lima Faktor Utama

Darurat Sampah di Banjarmasin, DLH Kendalikan dengan Lima Faktor Utama

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Basirih resmi ditutup akibat sanksi administrasi, sehingga tidak lagi menerima pembuangan sampah. Kondisi ini sempat membuat Kota Banjarmasin mengalami darurat sampah, mengingat volume sampah harian mencapai 400–500 ton.

Dalam sebulan setelah penutupan, tumpukan sampah menggunung di sejumlah Tempat Penampungan Sementara (TPS), bahkan meluber hingga ke jalan. Hal ini terjadi karena lokasi pembuangan alternatif cukup jauh, sementara kapasitas armada pengangkut tidak sebanding dengan volume sampah harian.

Kepala Bidang Kebersihan dan Pengelolaan Sampah DKP3 Banjarmasin, Marzuki SE MA, mengatakan pemerintah kota bergerak cepat dengan menetapkan status darurat sampah.

“Lambat laun kita harus melakukan kegiatan darurat sampah, sehingga bisa mengelola dan menangani dengan baik. Faktanya sekarang tidak ada lagi sampah yang menumpuk di TPS,” ujarnya, Rabu (24/9/2025).

Marzuki menuturkan, pihaknya memaksimalkan armada pengangkut dan fasilitas persampahan yang tersedia, meski terbatas, serta mendorong pengurangan sampah sejak dari sumbernya. Setelah Ramadan 2025, kondisi persampahan mulai terkendali.

“Upaya ini berhasil mengurangi sampah hingga 30 persen dari volume awal. Angka 30 persen saja sudah cukup signifikan. Tapi ke depan kita berharap ada peningkatan fasilitas, seperti TPS 3R (Reduce, Reuse, Recycle), bank sampah induk, bank sampah unit, penambahan fasilitas pengolahan, hingga pemilahan berbasis teknologi,” jelasnya.

Lebih lanjut, Marzuki menegaskan ada lima faktor penting agar penanganan sampah berjalan optimal, yakni kelembagaan, sarana dan prasarana, pembiayaan, partisipasi masyarakat, serta dukungan usaha.

“Kelima faktor ini harus berjalan paralel. Jika salah satunya tidak berjalan, akan menjadi hambatan besar. Partisipasi masyarakat sangat krusial, tanpa itu penanganan sampah akan sulit berhasil,” tegasnya.

Dengan strategi darurat, pemaksimalan fasilitas, serta partisipasi aktif masyarakat, Banjarmasin optimistis bisa keluar dari krisis persampahan pasca penutupan TPA Basirih. Pemerintah berharap momentum ini menjadi pijakan menuju sistem persampahan yang lebih berkelanjutan di masa depan.

+ posts

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *