Dosen dan Mahasiswa Kedokteran Turun ke Lapangan, Perkuat Kader Cegah Anemia

Anemia masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang sering dialami oleh ibu hamil di Indonesia, kondisi ini ditandai dengan rendahnya kadar hemoglobin dalam darah akibat kekurangan zat besi.
Jika tidak ditangani, anemia dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan, persalinan, bahkan berpengaruh terhadap kesehatan bayi yang dilahirkan. Upaya pencegahan anemia tidak hanya bergantung pada tenaga medis, tetapi juga membutuhkan peran aktif kader kesehatan.

Melalui Program Dosen Wajib Mengabdi (PDWA) yang diketuai oleh Dr. dr. Renny Aditya, MKes, SpOG(K), FISQua, bersama sejumlah mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis-1 Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Lambung Mangkurat turun langsung ke lapangan.
Pengabdian berlangsung di Puskesmas Alalak Selatan, dengan tujuan meningkatkan kapasitas kader sekaligus memperkuat layanan kesehatan ibu dan anak di masyarakat.
“Melalui sinergi tenaga kesehatan, akademisi, dan kader, diharapkan angka kejadian anemia pada ibu hamil dapat ditekan,” katanya, Senin (8/9/2025).
Dengan edukasi yang berkesinambungan serta evaluasi yang terukur, kader akan semakin berdaya dalam mendampingi ibu hamil, lanjutnya. Sehingga tercapai generasi yang lebih sehat dan berkualitas.
Sebagai ujung tombak pelayanan di masyarakat, kader memiliki peran besar dalam memberikan edukasi, mendampingi, dan mengawasi kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi zat besi serta menerapkan pola makan yang sehat.
Pengetahuan kader tentang konsumsi zat besi menjadi kunci keberhasilan penyuluhan di puskesmas untuk mencegah anemia, karena kadar zat besi yang cukup penting untuk pembentukan hemoglobin.
“Kader perlu memahami manfaat zat besi, jenis-jenis makanan kaya zat besi, cara mengonsumsi tablet Fe, serta efek samping dan cara mengatasinya seperti sembelit dan feses gelap,” tuturnya.
Pelatihan dan penyegaran pengetahuan kader secara berkala sangat diperlukan agar dapat menyampaikan informasi yang akurat kepada pasien, terutama ibu hamil.
Dalam kegiatan pengabdian ini, sebelum dilakukan penyuluhan, terlebih dahulu diberikan pretest untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku kader puskesmas terkait konsumsi zat besi pada ibu hamil.
Setelah itu dilakukan intervensi berupa penyuluhan dengan metode diskusi interaktif, tanya jawab, serta pemberian materi edukatif. Sebagai tindak lanjut, dilakukan post test untuk menilai perubahan tingkat pemahaman dan sikap kader setelah intervensi diberikan. Dengan cara ini, efektivitas kegiatan dapat terukur secara objektif.