Ekonomi dan Bisnis

Ekonomi Makro Kalsel Tumbuh 5,32 Persen

Ekonomi Makro Kalsel Tumbuh 5,32 Persen

BANJARMASIN, KN– Perkembangan perekonomian dunia di 2023 masih akan
diwarnai dengan tantangan berat, seperti di benua Eropa dan Amerika menunjukkan
trend perlambatan. Meski kinerja makro ekonomi Kalsel secara umum mengalami
perlambatan , namun masih menunjukkan angka pertumbuhan sebesar 5,32 persen ,
dengan sektor utama penggerak pertumbuhan bidang transportasi.

 

Turunnya prosentase ekonomi
dunia , salah satunya dipicu harga komoditas energi dunia cenderung mengalami
penurunan baik untuk jenis gas alam, minyak mentah, batubara maupun CPO, yang
disebabkan oleh penurunan permintaan dunia.

 

Kepala Kanwil Direktorat
Jendral Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel),
Sulaimansyah pada saat Konferensi Pers Publikasi Kegiatan Assets and
Liabilities Committee (ALCo) Regional Kalsel Februari 2023 menyebutkan,
Indonesia merupakan sebagian kecil negara yang mempunyai prospek pertumbuhan
ekonomi yang sangat baik.

 

“Pertumbuhan ekonomi di
seluruh wilayah Indonesia menunjukkan angka yang mengesankan dengan rata-rata
pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,3 persen,� kata Sulaimansyah,
Banjarmasin, Kamis (23/2/2023).

 

Sampai dengan akhir Januari
2023, dikatakan Sulaimansyah, kinerja makro ekonomi Kalsel secara umum
mengalami perlambatan , akan tetapi masih menunjukkan angka pertumbuhan sebesar
5,32 persen secara year on year (y-o-y) dengan sektor utama penggerak
pertumbuhan bidang transportasi.

 

“Inflasi pada Januari 2023
tercatat sebesar 0,15 persen secara month to month (m-t-m). Upaya pengendalian
inflasi telah dilaksanakan antara lain operasi pasar murah yang menjangkau
seluruh wilayah, penyaluran minyak goreng subsidi, kerja sama antar daerah
untuk menjaga pasokan barang serta program pekarangan pangan lestari,� ucapnya.

 

Pada neraca perdagangan
Januari 2023 mengalami surplus sebesar US$1.667,05 juta. Kinerja ekspor sampai
dengan Januari 2023 tumbuh hanya 5,93 persen (mtm) disebabkan turunnya harga
CPO sebagai komoditas ekspor utama, sedangkan kinerja impor mengalami kontraksi
sebesar 46,91 persen (mtm).

 

“Sementara itu, sampai
dengan 31 Januari 2023 kinerja pendapatan negara mencapai Rp2.449,56 miliar
atau 13,22 persen dari target, tumbuh lebih tinggi sebesar 128,66 persen
dibandingkan realisasi pada periode yang sama di 2022, atau meningkat sebesar
Rp1.378,3 miliar,� tambahnya.

 

Realisasi penerimaan
perpajakan per 31 Januari 2023 telah mencapai Rp2.329,66 miliar atau 14,05
persen dari target APBN 2023 sebesar Rp16.582,56 miliar. Realisasi penerimaan
pajak tersebut tumbuh sebesar 138,21 persen (y-o-y).

 

“Penerimaan perpajakan
sampai dengan Januari 2023 mengalami pertumbuhan yang signifikan disebabkan
efek pertumbuhan ekonomi semakin baik, didorong penerimaan PPN DN. PPh Badan
tumbuh dipengaruhi peningkatan harga komoditas dan pertumbuhan ekonomi yang
ekspansif dan penyesuaian tarif PPN 11 persen mulai 1 April 2022,� terangnya.

 

Dijelaskan Sulaimansyah,
untuk realisasi penerimaan Kepabeanan dan Cukai telah mencapai Rp137,09 miliar
hingga 31 Januari 2023. Angka tersebut telah mencapai 27,56 persen dari target
yang ditetapkan. Kinerja Penerimaan Kepabeanan dan Cukai dari komponen Bea
Masuk dan Cukai mengalami pertumbuhan signifikan disebabkan adanya importasi
alat berat yang bernilai besar oleh PT. Liebherr Indonesia Perkasa dan kenaikan
cukai hasil tembakau (CHT), sementara untuk Bea Keluar terkontraksi akibat
penurunan harga komoditas CPO dan mineral.

 

“Sementara itu realisasi
pendapatan negara yang berasal dari PNBP di wilayah Kalsel mencapai nilai
Rp119,09 miliar atau 6,15 persen dari target. Realisasi PNBP tumbuh 28,53
persen (yoy), terbesar berasal dari Jasa Transportasi, Komunikasi &
Informatika yang didorong mobilitas dan keyakinan masyarakat yang masih cukup
kuat,� katanya.

(MC Kalsel/Red)

+ posts