Ekspor Batu Bara Meningkat, Pemprov Kalsel Raup Untung Rp4 Triliun
BANJARBARU, KN – Kementerian Keuangan (Kemenkeu RI) telah menyetorkan dana perimbangan (transfer) 100% untuk Pemerintah Provinsi Kalsel sebanyak Rp4 triliun. Kuartal ke IV, Semester II, pada Oktober 2023 realisasinya tercatat telah berkisar 85,68% atau menyisakan 14,32%.
Dilansir headline9.com ,Kepala Bidang Pengelolaan Pendapatan Daerah pada Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kalsel, Riandy Hidayat, mengatakan, diterimanya pendapatan dengan besaran triliunan itu disebabkan karena fiskal (kebijakan perekonomian) di daerah pada Oktober 2023 dikatakan sangat baik.
“Tahun ini memang kebijakan ekonomi di daerah baik sekali. Dari tahun ke tahun juga cukup memberikan kontribusi positif bagi pendapatan,” ungkap dia, di ruang kerjanya, Jumat (3/11) siang.
Yang dominan mempengaruhi, menurutnya, adalah sektor pertambangan sebagai andil pemasukan besar.
Terlebih, batu bara (mineral) Kalsel sampai saat ini diketahui masih sangat dibutuhkan di pasar global untuk keperluan energi dari berbagai negara.
“Ya memang pergerakan ekonomi kita di Indonesia sudah sangat membaik. Ekspor di Kalsel juga terus bergerak baik termasuk pertambangan sebagainya dikatakan juga stabil,” kata pejabat struktural yang pernah berkiprah di Pemkot Banjarbaru ini.
Baca Juga: Kabar Dugaan Pencabulan Atas Santri Ponpes Di Tala Mulai Terungkap, Kepala Sekolah Diamankan
Berdasarkan rilis Badan Pusat Stastik (BPS) Kalsel pada September 2023, ada pergerakan fiskal (kebijakan perekonomian) yang sangat baik di daerah untuk ekspor bahan bakar mineral ke luar negeri. Sebut saja penjualan batu bara ke lima negara.
Kelima negara ini adalah Jepang, India, Malaysia, Tiongkok dan Taiwan. Hasil ekspor Kalsel juga menunjukkan adanya lonjakan pertumbuhan positif dari sektor bahan bakar mineral mencapai US$764,43 juta. Jika dibandingkan Agustus lalu, realisasinya hanya terkontraksi dikirasan US$749,31 juta.
Apabila dilihat secara persentase, memang alami kenaikan hingga mencapai 2,02%. Bahkan, sektor pertambangan Kalsel alias komiditi emas hitam (batu bara) tersebut mampu menjadi penyumbang terbesar sebagai pemasok legal pertama setelah ekspor kelompok lemak dan minyak hewani/nabati.
“Sehingga ini sangat mempengaruhi juga bagi hasil dari Kementerian ESDM untuk memprioritaskan bagaimana sih dana desentrasi ini juga bisa disalurkan ke daerah yang memiliki potensi terhadap wilayah penghasil khususnya Kalsel,” tuturnya.
Ia menyebutkan, memang dana perimbangan ini sebagai pendapatan daerah. “Khusus untuk APBD kita di Pemprov Kalsel tetap PAD dialokasikan sebesar 55%. Sedangkan dana perimbangan (Dana Transfer Daerah – DTD) yakni 45%,” beber Riandy.
Baca Juga: Penyidik Periksa 3 Saksi, Telisik Pembelian Aset
Laman resmi Kemenkeu RI melalui Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK), bahwa hasil paripurna bersama DPR RI pada 29 September 2022 lalu menyetujui rancangan belanja negara. Secara total pengeluaran alokasi Transfer ke Daerah (TKD) tercatat mencapai hingga Rp814,72 triliun yang murni lewat APBN tahun 2023 dan peruntukkannya memang prioritas bagi seluruh daerah di Indonesia.
Riciannya dananya seperti Bagi Hasil (DBH) Rp136,26 triliun, Dana Alokasi Umum (DAU) Rp396 triliun, Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp158,80 triliun dan insentif fiskal Rp8 triliun (dana insentif daerah).
Terbaru, Dirjen Perimbangan Keuangan (DJPK) Kemenkeu RI kembali merilis angka belanja untuk alokasi TKD yang ditotalkan kurang lebih Rp380 triliun atau sekitar 30% melalui APBN yang dikonsentrasikan ke daerah.
“Dana transfer ini kan ada beberapa komponen pertama itu DBH dan terbagi dua yaitu Bagi Hasil Bukan Pajak (BHBP) dan Bagi Hasil Pajak (BHP), yang kedua ada DAK, DAU, Dana Insentif Daerah (DID) serta dana penganggaran non anggaran pihak ketiga rekening
Sementara itu dikutip dari CNBC,Harga batu bara kembali menguat, meski masih berada di bawah level psikologis US$ 150 per ton pasca terkoreksi tujuh hari beruntun.
Kenaikan ini merupakan imbas perang Israel Hamas yang mengganggu pasokan energi, ancaman mogok serikat kerja Australia dan India, peningkatan permintaan India menjelang festival, permerintah Jerman yang telah mengizinkan penggunaan pembangkit listrik batu bara dan melonjaknya permintaan China pasca libur panjang
Penulis*/ Editor : Iyus