Dalam rapat tersebut, diputuskan beberapa langkah konkret yang akan diambil, yaitu melaksanakan Gerakan Massal selama 1 bulan berturut-turut dan Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Melalui Gerakan PSN, semua tenaga kesehatan dan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten HSS akan terlibat untuk menggerakkan masyarakat dalam upaya pemberantasan sarang nyamuk.
Langkah-langkah dalam Gerakan PSN mencakup sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya DBD serta pentingnya pemberantasan sarang nyamuk, pemeriksaan rumah ke rumah untuk mendeteksi dan menghilangkan tempat-tempat berpotensi menjadi sarang nyamuk, penyuluhan dan pelatihan tentang cara efektif dalam pemberantasan sarang nyamuk, kerjasama antar lembaga untuk meningkatkan efektivitas gerakan ini, serta monitoring dan evaluasi berkala terhadap pelaksanaan Gerakan PSN.
Dengan pelaksanaan Gerakan PSN secara massal dan melibatkan seluruh komponen masyarakat, diharapkan dapat mengurangi populasi nyamuk Aedes Aegypti dan mengendalikan penyebaran Demam Berdarah di Kabupaten HSS.
Terkait inovasi pemerintah dalam pemberantasan nyamuk Aedes Aegypti dengan menggunakan nyamuk Wolbachia, Kepala Dinas Kesehatan HSS, dr. Hj. Rasyidah, menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten HSS masih menunggu hasil dari lima kota yang telah menjadi pilot projek dalam penanggulangan DBD melalui penggunaan nyamuk Wolbachia. “Kami juga memiliki ketertarikan dan kesiapan untuk mengadopsi inovasi dalam upaya penanggulangan penyakit, namun kami juga berhati-hati dan ingin memastikan dulu efektivitasnya sebelum menerapkan secara luas,” ungkapnya.
Sekda HSS, Drs. H. Muhammad Noor, M.AP, juga berharap bahwa Gerakan Aksi Massal yang melibatkan semua kalangan dapat menanggulangi kasus DBD di HSS dan membudayakan gaya hidup sehat di masyarakat HSS agar kasus DBD dapat diminimalisir.(tim)