Hukum dan Kriminal

Jadi Sorotan Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni, Orang Tua Korban “Anak Saya Masih Trauma”

Jadi Sorotan Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni, Orang Tua Korban “Anak Saya Masih Trauma”

BANJARMASIN, KN – Kasus dugaan tindakan kekerasan menimpa L (4 tahun) di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Banjarmasin kembali ramai, setelah mendapat sorotan Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni beberapa waktu lalu.

Apalagi Ahmad Sahroni mentag akun Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, “L yang baru berumur 4 tahun menanggung sakit luar

biasa karna patah tulang bahu sebelah kanannya dan sendinya geser akibat di aniaya oleh oknum guru di salah satu sekolah PAUD di Banjarmasin”.

“Tak terasa sudah dua bulan sejak melaporkan ke Polda Kalsel tanggal 26 mei 2023 kemarin sampai

sekarang tidak ada kabar.;Dan sudah lima bulan L merasakan dan

sakit sakit sejak kejadian lengannya ditarik oleh oknum guru di sekolah PAUD tersebut, @humas_poldakalsel @kapoldakalsel @listyosigitprabowo,” demikian terlihat di laman instagram @ahmadsahroni88

Pengumuman tersebut kini sudah di like sebanyak 53 ribu lebih dan mendapat komentar dari netizen sebanyak 3 ribu lebih.

Kuasa Hukum korban Tommy Landanu hari ini datang ke Polda Kalsel untuk menyerahkan bukti 

tambahan terkait kasus yang menimpa L, agar mempermudah penyidik ​​mengungkap yang sebenarnya.

“Semoga kasus ini bisa segera terungkap dan pelaku mendapatkan epek jera, sekarang sudah tahap penyidikan, jadi kita masih menunggu sampai ada penetapan dugaan,” katanya, Kamis (3/8/2023).

Sementara itu, Riska orang tua L mengatakan, kondisi anaknya sekarang masih dalam pemulihan, namun anak ini masih trauma, hingga saat ini anaknya tidak berani masuk sekolah, bahkan tidak berani mendengarkan lagu anak-anak, apa saja yang dipegang pasti dilempar ketika mendengar lagu anak. -anak.

“Karena ini sudah proses hukum, semuanya kami serahkan kepada kepolisian, semoga kami mendapat keadilan yang seadil-adilnya,â€? harapnya.

Kemarin L sempat disekolahkan, tapi L tantrum luar biasa, setiap hari tantrum sampai merobohkan pagar, masuk-masuk ke kolong meja, marah dan ngamuk, lanjutnya. Kemudian saya menelepon guru dan menyampaikan amukan anak tersebut setiap hari dan saya disarankan untuk membimbing ke psikolog atau psikiater.

“Sebelum saya lapor ke PPA Polda Kalsel, sebelumnya saya sudah mengirimkan voice note kepada pihak sekolah, saya menunggu itikad baik pihak sekolah untuk mengatakan kejadian sebenarnya, meminta maaf dan menyerahkan pelaku, tapi pihak sekolah membalas voice note saya dengan chat, “baik ibu kami tunggu kelanjutannya,” mendengar itu maka semuanya kami serahkan kepada yang berwajib,” ujarnya.

Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Kalsel sudah melakukan gelar perkara, bahkan perkara ini sudah dinaikkan statusnya ke penyidikan.

“Kami sudah gelar perkara hari Selasa, untuk dinaikkan ke penyidikan,” ucap Kepala Unit PPA Polda Kalsel, AKP Siti Rohayanti.

Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyandikan (SP2HP) juga sudah kami sampaikan kepada orangtua korban

“Pelapor sudah menerima SP2HP atas perkembangan kasusnya. Dan kami sampaikan saat pertemuan di UPTD PPA Kalsel,â€? imbuhnya.

Website |  + posts