Karya Bersama Sasirangan Desa Hukai : Sinergi IPB dan Balangan Coal

PARINGIN, KN – Kelompok pengrajin sasirangan Karya Bersama di Desa Hukai Kecamatan Juai, Kabupaten Balangan, meningkatkan kesejahteraan melalui profesi yang digelutinya. Para ibu-ibu rumah tangga yang menjadi anggota kelompok itu sangat ulet dalam membuat kain khas suku banjar tersebut.
Mereka mengerjakannya dengan membagi tugas satu sama lainnya. Ada yang melukis motif, menyisit atau menjahit benang menggunakan tangan pada kain putih yang telah diberi motif, hingga melipat hasil kain yang telah jadi untuk dikemas di dalam plastik bening.
Masnun, Ketua Kelompok Karya Bersama buka-bukaan menceritakan sejarah kelompoknya yang berawal dari keikutsertaan dalam pelatihan membuat sasirangan yang digelar pemerintahan desa setempat.
“Hasilnya, kami sepakat membentuk kelompok untuk bersama-sama membuat sendiri kain sasirangan di tahun 2021 lalu. Ditetapkanlah nama kelompok pengrajin itu Karya Bersama,” ucapnya.
Karya Bersama ketika itu cukup kesulitan mengembangkan usahanya, karena sasirangan yang dihasilkan selalu kurang memuaskan. Motif dan warna tidak beraturan. Produksi dinyatakan tidak layak dijual.
Tekad ingin melestarikan budaya lokal suku Banjar di Desa Hukai menjadikan sebagian dari mereka tetap istiqamah. Setidaknya mereka menggelutinya sebagai usaha sampingan, usai menyadap karet di perkebunan.
Peluang pun terbuka saat PT Balangan Coal menawarkan ke mereka mengikuti pelatihan membuat sasirangan di tahun 2022.
Hasil pelatihan pun membuahkan hasil luar biasa, karena mereka pun menjadi ahli membuatnya.
Karya Bersama pun lebih dikenal masyarakat. Pesanan datang dari berbagai kalangan. Kelompok habsy, kader posyandu hingga pesanan dari Pemkab Balangan untuk dibawa ke Expo Banjarmasin juga ada. Jumlah pesanannya masing-masing belasan hingga puluhan lembar.
Harga yang ditawarkan mulai dinaikan, dengan alternatif jenis kain yang diinginkan pelanggan. Harga tertinggi Rp320 ribu perlembar. Khususnya untuk kain satin sutra.
Bagi yang berminat ada sasirangan khas Desa Hukai yang menjadikan andalan. Yaitu, motif kembang waluh. “Ciri khas sasirangan kami motif kembang waluh ,” jelasnya.
CSR & CR Departement Head Balangan Coal Companies Nico Seniar memandang kelompok pengrajin Karya Bersama luar biasa karena mempunyai semangat yang tinggi untuk melestarikan budaya sasirangan yang menjadi khas di Kalimantan Selatan. Khususnya di Desa Hukai.
“Walaupun ada dinamika, tapi kelompok ini bisa tetap berproduksi dan berkarya, sehingga kami, Balangan Coal, ingin terus memberikan sumbangsih,” katanya.
Untuk kerja sama dengan IPB melalui program OVOC, dia berharap dapat membantu Karya Bersama dalam meningkatkan manajemen pemasaran sasirangan yang diproduksinya.
“Mudah-mudahan tekad kami bisa bersinergi dengan kelompok Karya Bersama melalui OVOC,” pungkasnya.