Kelakar Wamensos Soal Dua Gus Pimpin Kementerian Sosial
Acara penyambutan Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf dan Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono di Kantor Kementerian Sosial (Kemensos) Jakarta, Selasa (22/10), diwarnai perang banyolan. Sepanjang acara, baik Menteri maupun Wakilnya saling lempar candaan.
Diawali Mensos Saifullah Yusuf atau Gus Ipul yang melemparkan candaan soal situasi kebatinan para pegawai Kemensos. Mereka dinilai terlalu lepas saat tertawa maupun tepuk tangan dalam merespons setiap omongannya. “Pak sekjen harus sensitif terhadap perasaan mereka,” ujarnya disambut gelak tawa.
Riuh tawa ini kian menggelegar ketika dirinya menyampaikan rasa terima kasih terhadap Presiden Prabowo Subianto yang memilih Agus Jabo sebagai wamensos. Dia meyakini, Agus Jabo bisa mengimbanginya dalam bekerja. “Karena saya sudah sepuh, beliau masih muda. Jangan kecil hati gitu punya suami tua. Tetap banggalah sama suamimu,” tuturnya sambil menghadap sang istri yang berada di sampingnya.
Tak mau kalah, Wamensos pun melontarkan guyonan-guyonan serupa saat menyampaikan sambutannya. Agus mengatakan, bahwa Kemensos kini dipimpin oleh dua Gus. Satu Gus Yusuf, yang kedua Gus Jabo. “Baru kali ini ada satu kementerian dipimpin oleh dua Gus, dan hanya Kemensos satu-satunya kementerian yang dipimpin oleh dua Gus,” tuturnya disambut tepuk tangan oleh para pegawai yang hadir.
Bedanya, kata dia, Gus Menteri identifikasi pesantrennya jelas, nasabnya jelas. Sementara, Gus Jabo ini trekingnya harus ke mana-mana. “Saya nyantri dalam kehidupan di dunia ini, kurikulum saya adalah pendidikan rakyat kira-kira begitu,” sambungnya.
Keduanya pun memaparkan target 100 hari ke depan. Diantaranya, perbaikan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan perbaikan regulasi soal tata kelola Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) atau panti asuhan.
Terkait panti asuhan ini, Gus Ipul menilai regulasi tata kelolanya saat ini masih lemah. Hal tersebut bermula dari keprihatinannya akan kasus pelecehan dan kekerasan kepada anak di panti asuhan yang semakin marak. Terbaru, kasus pelecehan anak yang terjadi di sebuah panti asuhan di Kota Tangerang. Kemensos pun telah menutup panti yang ternyata belum berizin tersebut.
Untuk memperkuat regulasi ini, ia akan menggandeng pemerintah daerah. Sehingga, pengawasan LKS-LKS di daerah-daerah bisa lebih tajam lagi.
“Kita berusaha berkonsolidasi dengan pemerintah kabupaten/kota untuk memperbaiki regulasi-regulasi yang ada, agar semua LKS yang mau berdiri itu harus mengajukan izin,” paparnya.
Sementara terkait DTKS, menurutnya, sudah berjalan baik. Namun, masih ada kekurangan-kekurangan yang butuh sedikit perbaikan. Khususnya, soal verifikasi dan validasi data.
Diakuinya, pembaruan data warga tak mampu oleh daerah masih cukup sulit. bahkan dulu ketika dirinya menjadi bupati, tak mudah baginya untuk menginstruksikan RT/RW mengupdate data warga miskinnya yang meninggal ataupun pindah domisili.
Karenanya, pihaknya akan kembali memperkuat konsolidasi termasuk dengan kabupaten/ kota terkait akurasi DTKS. “Saya juga akan menugaskan Pak wakil menteri untuk selama satu bulan ke depan ini melototi (perbaikan DTKS, red) ini ya. Sehingga ke depan jadi lebih baik lagi,” tegasnya. (Jawapos)