Korban Helikopter Jatuh di Meratus Akan Diidentifikasi, di RS Bhayangkara Banjarmasin

Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Banjarmasin menyatakan kesiapannya untuk melaksanakan proses Disaster Victim Identification (DVI), atau identifikasi terhadap 8 korban kecelakaan helikopter BK117 D3 yang jatuh di kawasan Pegunungan Meratus, Kecamatan Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu.
Kesiapan ini disampaikan Kabid Dokkes Polda Kalsel Kombes Pol dr. Muhammad El Yandiko, Sp-An-TI, M.M., MARS, QHIA. melalui Kabid Humas Polda Kalsel Kombes Pol Adam Erwindi, S.I.K., M.H. setelah mendapat konfirmasi mengenai penemuan lokasi jatuhnya pesawat.

“Sebagai rumah sakit kepolisian, RS Bhayangkara telah mengaktivasi protokol penanganan korban massal. Untuk mempercepat dan memastikan keakuratan identifikasi, sejumlah langkah strategis dengan membuka Posko Antemortem untuk pengumpulan data dan informasi guna membantu proses identifikasi,” katanya,Kamis (4/9/2025).
Kemudian, penyiapan Tim Antemortem untuk menggali informasi spesifik dari keluarga, meliputi kekhasan tanda fisik serta properti yang melekat pada korban, lanjutnya. Penggalian Informasi Holistik yang tidak hanya fokus pada data fisik tetapi juga informasi lain yang berhubungan dengan korban.
“Koordinasi antar RS Bhayangkara dengan stakeholder terkait untuk pemeriksaan DNA. Dukungan Psikologis bagi keluarga korban, dan layanan trauma healing oleh tenaga psikolog dan psikiater,” paparnya.

Adam menambahkan, diperkirakan malam ini para korban sampai di Banjarmasin. Tim Ante Mortem sudah kami kerahkan untuk mengumpulkan data, ciri khas, serta petunjuk yang dibutuhkan untuk proses pemeriksaan.
Dalam tragedi ini, diketahui ada tiga korban berkewarganegaraan asing (WNA). Karena itu, Polda Kalsel akan menjalin koordinasi dengan pihak imigrasi untuk mempermudah proses penyelidikan dan pemulangan jenazah.
Data yang dikumpulkan tim Ante Mortem nantinya akan dicocokkan dengan hasil tim rekonsiliasi. Hasil tersebut menjadi dasar penentuan identitas masing-masing korban.
Namun, proses ini tidak bisa ditentukan waktunya secara pasti. Jika kondisi jenazah masih memungkinkan, proses identifikasi bisa lebih cepat. Sebaliknya, jika ditemukan kerusakan berat akibat terbakar atau pembusukan, maka identifikasi hanya bisa dilakukan melalui tes DNA, yang memakan waktu lebih lama.
“Kami menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas musibah ini. Prioritas kami adalah mengidentifikasi setiap korban dengan tepat dan menghormati martabat mereka, serta memberikan dukungan penuh kepada keluarga yang berduka. Kami memohon doa dan dukungan dari semua pihak agar proses ini dapat berjalan lancar,” tutupnya.