Legislator Soroti Demokrasi Internal PWI Balangan, Tegaskan Pers Harus Independen

PARINGIN, KAKINEWS.ID – Dinamika menjelang pelaksanaan Konferensi Kabupaten (Konferkab) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Balangan kini menjadi sorotan, tidak hanya di kalangan jurnalis, tetapi juga mendapat atensi dari kalangan legislatif.
Anggota DPRD Balangan, Muhammad Syaibani, menilai ajang pemilihan ketua PWI bukan sekadar rutinitas organisasi, melainkan momentum strategis untuk menjaga marwah pers sebagai pilar keempat demokrasi.
Empat nama disebut menguat dalam bursa calon ketua, yakni Zaki, Ifit, Sugi, dan Roli. Namun bagi Syaibani, figur bukanlah persoalan utama. Yang lebih penting menurutnya adalah bagaimana PWI sebagai organisasi profesi tetap mampu menjalankan fungsinya secara independen dan kritis terhadap jalannya roda pemerintahan maupun kerja wakil rakyat.
“Pers adalah penopang demokrasi. Kalau PWI tidak independen, maka fungsi kontrol akan tumpul. Jangan sampai kepemimpinan PWI justru melemahkan peran itu,” ujar Syaibani, Selasa (8/7).
Ia menekankan, proses demokrasi di internal PWI harus dijaga keterbukaannya. Menurutnya, transparansi akan menjadi cerminan kedewasaan organisasi dalam menghadapi perbedaan pendapat maupun dinamika kepentingan di antara anggota.
“Jangan biarkan PWI terpecah belah hanya karena kepentingan segelintir orang atau kelompok. Pers harus tetap satu suara untuk kepentingan masyarakat, bukan kepentingan elite,” imbuhnya.
Lebih lanjut, legislator yang dikenal vokal ini juga menyoroti pentingnya sinergi antara DPRD dan insan pers dalam mendorong pembangunan daerah. Namun ia menegaskan, sinergi yang dimaksud bukan berarti relasi pragmatis, melainkan kemitraan sehat yang tetap menempatkan wartawan sebagai mitra pengawas.
“Kalau perlu, kami di DPRD dikritik lebih keras. Itu yang kami harapkan agar setiap kebijakan yang lahir benar-benar berpihak kepada kepentingan rakyat, bukan golongan,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa kekuatan pers lokal sangat menentukan arah penyampaian informasi publik di Balangan. Karena itu, regenerasi kepemimpinan PWI perlu diarahkan pada penguatan kapasitas, integritas, serta keberanian untuk tetap lantang menyuarakan kebenaran.
“Ketua PWI terpilih nanti tidak boleh hanya sibuk mengurus internal organisasi. Mereka harus bisa tampil di ruang publik, berani berdiskusi dan bersuara di forum-forum kebijakan, membela kepentingan masyarakat lewat karya jurnalistik yang mendidik,” tutupnya.
Konferkab PWI Balangan sendiri dijadwalkan digelar dalam waktu dekat. Selain memilih ketua baru, forum ini juga diharapkan menjadi ajang refleksi sekaligus konsolidasi kekuatan pers lokal dalam menjawab tantangan zaman, termasuk derasnya arus politik di tingkat daerah yang semakin kompleks.