Pria Lansia Tewas Bersimbah Darah Di Kebun Karet , Diduga Dikeroyok Puluhan Preman Tambang

MARTAPURA, KN- Seorang
pria lanjut usia (Lansia) bernama Sabriansyah (57) tewas mengenaskan bersimbah
darah dengan sejumlah luka tebasan senjata tajam . di kawasan kebun karet, Desa
Mangkauk, Kecamatan Pengaron, Kabupaten Banjar, Rabu (29/3/2023) siang.
Tewasnya Sabriansyah
diduga dikeroyok puluhan orang suruhan (preman) dari Perusahaan tambang
batubara . Hal tersebut disampaikan oleh Anak korban, Mahyuni (40) yang menuturkan kronologinya.
Korban diketahui
merupakan warga Jalan Batu Nyaring, Desa Matang Batas, Kecamatan Hatungun,
Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan. Sabriansyah tewas setelah dikeroyok oleh
puluhan orang menggunakan senjata tajam dan senjata api di lokasi kejadian.
Awal pertikaian antara
korban dan sejumlah pelaku karena
masalah lama dengan perusahaan batubara di wilayah tersebut, terkait lahan yang
digunakan untuk aktivitas tambang batubara. Korban yang mempunyai Sertipikat Hak
Milik (SHM) lahan tersebut sejak tahun 2001, namun ironisnya tidak mendapatkan
kompensasi ganti rugi dari pihak perusahaan tambang.
Keluarga korban pun sudah
beberapa kali berupaya meminta hak korban kepada perusahaan tapi selalu
mendapatkan respon tak menyenangkan dari preman-preman bayaran perusahaan
tersebut.
âHari ini yang kesekian
kalinya kami ketemu dengan tim mereka yang preman itu. Mereka datang dengan 5
buah mobil dan ada sekitar 30 orang,â? ujar anak korban.
Mereka datang sekitar
pukul 11.00 Wita, lalu turun salah satu orang dari mereka yang paling tua
mencari anak korban, Mahyuni.
âKita ini keluarga mari
kita bicarakan baik-baik, bagaimana kalau pemblokiran atau penguasaan fisik ini
dibuka saja,â? kata Mahyuni menirukan perkataan orang tersebut.
Mahyuni yang tidak berani
mengambil keputusan, karena lahan itu adalah milik keluarganya maka ia
menyarankan agar langsung berbicara kepada pemilik lahan. Setelah itu mereka
pergi ke rumah pemilik lahan menggunakan sebuah mobil, sedangkan 4 mobil yang
lainnya menunggu di lokasi kejadian.
Merekapun berbicara
dengan pemilik lahan dan mereka menawarkan untuk pembukaan itu hanya untuk
melewatkan tronton yang berisi batubara serta mengajukan penawaran dengan
membayar per rit batubara dengan kompensasi 50 ribu rupiah.
Pemilik lahan lalu
bertanya pada Mahyuni dan disahuti oleh Mahyuni ,jika dia setuju saja apa yang
menurutnya baik, serta menurut apa kehendak yang tua saja.
Sementara, Korban yang
saat itu masih di rumah kemudian menyusul ke lokasi karena mengira anaknya
berada di lokasi tersebut.
Saat sampai di lokasi
kejadian, korban tidak mengetahui bahwa ada orang-orang suruhan (preman) perusahaan
itu di sana.
Sampai di lokasi, korban
langsung digandeng oleh salah satu dari puluhan orang itu, kemudian diserang
dengan senjata tajam jenis parang oleh para pelaku. Mendapatkan serangan secara
tiba-tiba itu korban menangkis sambil mundur sekitar 50 meter.
Melihat korban yang saat
itu tidak mengalami luka sama sekali membuat mereka kesal, lalu salah satu dari
orang suruhan tersebut mengeluarkan senjata api ,kemudian menembak kepala
korban sampai tembus, Setelah ditembak korban langsung ambruk ke tanah.
Melihat korban ambruk,
para pelaku lainnya lalu menghujani korban dengan bacokan senjata tajam ,hingga
korban tewas. Melihat korban yang sudah tewas bersimbah darah para pelaku pun
langsung kabur.
Pihak keluarga korban
berharap kepada pihak kepolisian agar bisa mengungkap dan menangkap para pelaku
yang sudah menghilangkan nyawa korban.
âKami berharap kepada
aparat kepolisian ,untuk mengungkap kasus ini dan pelaku dihukum dengan seadil-adilnya
â? tutur mahyuni.
Sementara itu, menurut
Rani SH, selaku kuasa hukum korban dan pemilik lahan Muhammad , Pihaknya menyesalkan
kelalaian aparat kepolisian dengan kejadian tersebut, karena sebelumnya sudah
meminta perlindungan kepada pihak Polsek setempat .
Tewasnya korban merupakan
buntut dari sengketa lahan, dimana korban bersama beberapa warga membantu pak Muhammad
sebagai pemilik lahan untuk menguasai kembali lahan di jalan houling , yang
tidak pernah mendapat ganti rugi. dan menduga ada unsur perencanaan teehadap
pembunuhan itu//
â Klien kami pak Muhammad
bin Saad , tanahnya dengan bukti SHM, selama 25 tahun tanahnya dicaplok untuk
aktivitas perusahaan tambang batubara . Kami harap pihak kepolisian segera
mengungkap kasus pembunuhan yang diduga melibatkan orang suruhan dari perusahaan
tambangâ?, ujarnya
Saat hendak dikonfirmasi
ke Polres Banjar , belum bisa memberikan keterangan karena masih mengumpulkan
keterangan dan bukti di lapangan. Sedangkan jenazah korban Sabriansyah dibawa
ke RS Bhayangkara Banjarmasin untuk dilakukan outopsi .
(Tim Redaksi)