
Pemain layangan Dandang asal Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) Kaspianor Ridani dan Hirdiansyah tampil pada Festival Layangan Internasional Fano (Fano International Kite Fliers Meeting) 2025 di Pulau Fano, Denmark.
Kaspianor dikonfirmasi di Kandangan, Kabupaten HSS, Jumat tengah malam, mengatakan bahwa dirinya dan Hirdiansyah tampil bersama Tim Pelayang Indonesia untuk mempromosikan budaya Nusantara di Denmark pada 14-21 Juni 2025.
Sebelum berangkat, Kaspianor menuturkan tim Pelayang Indonesia yang hendak berangkat sempat menemui Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon di Jakarta pada Kamis (12/6/2025).
Selanjutnya, tim berangkat melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada Jumat (13/6/2025), menuju Denmark hingga tiba di Bandara Copenhagen (CPH) disambut perwakilan Dubes RI untuk Denmark pada Sabtu (14/6/2025).
“Momen yang mengesankan terjadi keesokan harinya, ketika tim Indonesia melakukan pawai mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia,” ucap Kaspianor.
Adapun festival layangan internasional tersebut berlangsung di area Pantai Rindby hingga utara Fano Bad dengan berbagai kegiatan yang telah dijadwalkan mulai dari pameran, kompetisi, hingga acara sosial yang mempererat hubungan seluruh peserta internasional.
Dijelaskan Kaspianor, Tim Indonesia juga mendapat sambutan hangat dari panitia Fano World Kite Festival 2025 dengan acara jamuan di kediaman panitia penyelenggara.
Saat pawai, Kaspianor dan Hirdiansyah mengenakan pakaian adat Banjar dan pakaian adat suku Dayak Meratus yang turut memeriahkan acara bersama tim lain menampilkan arak-arakan layangan berkeliling Kota Fano.Alhamdulillah dari kegiatan ini menjadi ajang promosi kita untuk mengenalkan budaya Indonesia yang jadi sangat bermakna di mata Internasional,” ucapnya dilanasir Antara.
Kaspianor menambahkan Tim Indonesia sempat menghadapi tantangan cuaca yang cukup ekstrem saat ujicoba menerangkan layangan Dandang di Fano.
Karena para peserta harus beradaptasi dengan angin yang sangat deras dan suhu udara yang berkisar antara 7-17 derajat celsius.
Meskipun menghadapi kondisi cuaca yang menantang, namun Tim Indonesia tidak pantang surut untuk menampilkan yang terbaik pada festival internasional tersebut.
Sebagai bentuk apresiasi terhadap partisipasi Tim Indonesia, Wali Kota Fano mengundang seluruh anggota Tim Pelayang Indonesia untuk menghadiri acara makan malam.
Undangan khusus tersebut diungkapkan Kaspianor, menunjukkan pengakuan dan penghargaan terhadap kontribusi Indonesia pada festival layang-layang internasional bergengsi tersebut.
Ajang ini menjadi ajang berkumpulnya para penggemar layang-layang dari berbagai negara untuk saling berbagi teknik, seni, dan budaya melalui layang-layang.
Partisipasi tim Indonesia dalam festival ini tidak hanya sebagai ajang kompetisi, tetapi juga menjadi diplomasi budaya yang memperkenalkan kekayaan tradisi Nusantara kepada dunia internasional.
Tim Pelayang Indonesia terdiri dari perwakilan berbagai daerah yang membawa layang-layang tradisional khas setiap wilayah, sehingga partisipasi ini merupakan representasi keberagaman budaya Indonesia di kancah internasional.