Gerakan Remaja Putri Peduli Anemia di HSU
Gerakan remaja putri peduli Anemia di Desa Sungai Durait Hulu, Kecamatan Babirik, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU)
Kepedulian terhadap kesehatan remaja putri kembali menjadi sorotan melalui program inovatif bertajuk ‘WAGAS ANEMIA’ (Wanita Gen-Z Bebas Anemia).
Program digagas oleh Tim Pengabdian Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Lambung Mangkurat (ULM)
Kegiatan merupakan bagian dari Program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) DRTPM 2025, yang menyasar remaja putri sebagai tokoh sentral dalam pencegahan anemia.
Dibuka secara resmi oleh Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni FKIK ULM, Dr. Fauzie Rahman, SKM., MPH.
“Kami sangat mengapresiasi program ini dan berharap agar inisiatif seperti WAGAS ANEMIA tidak berhenti di satu titik, tetapi terus berlanjut dengan dukungan semua pihak. Kolaborasi lintas bidang antara Kesehatan Masyarakat dan Psikologi menjadi kekuatan dalam menjawab kompleksitas masalah kesehatan remaja,” ujar Dr. Fauzie.
BERIKAN PENYULUHAN – Tim Pengabdian Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) gagas program WAGAS ANEMIA di Desa Sungai Durait Hulu. Tampak satu anggota tim berikan penyuluhan ke masyarakat
Program WAGAS ANEMIA diawali dengan pemeriksaan kesehatan dasar yang meliputi pengukuran hemoglobin (Hb), berat badan (BB), dan tinggi badan (TB). Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui status kesehatan remaja putri dan mendeteksi dini risiko anemia. Kegiatan dilakukan dengan pendekatan ramah remaja dan partisipatif, disertai pendampingan dari tenaga kesehatan desa.
Usai pemeriksaan, tim pengabdian melanjutkan kegiatan dengan edukasi kesehatan interaktif mengenai pentingnya pencegahan anemia.
Materi disampaikan dengan cara yang menyenangkan dan mudah dipahami, mencakup manfaat konsumsi tablet tambah darah (TTD), penerapan pola makan bergizi seimbang, serta pentingnya menjaga gaya hidup sehat dan aktif.
Ketua tim pengabdian, Andini Octaviana Putri, SKM., M.Kes., menekankan bahwa program ini tidak sekadar memberikan penyuluhan, tetapi juga menumbuhkan kesadaran kolektif di kalangan remaja.
BERIKAN PENYULUHAN – Tim Pengabdian Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) gagas program WAGAS ANEMIA di Desa Sungai Durait Hulu, tampak satu tim berikan penyuluhan ke masyarakat
“Kami ingin agar remaja putri mampu memahami tubuhnya, berani menjaga kesehatannya, dan saling menginspirasi untuk bebas dari anemia.
Kesehatan remaja hari ini adalah investasi bagi masa depan generasi muda khususnya remaja putri,” tutur Andini.
Dari sisi psikologis, Dr. Neka Erlyani, S.Psi., M.Psi., Psikolog, menjelaskan bahwa perubahan perilaku kesehatan tidak bisa lepas dari dukungan emosional dan lingkungan sosial yang positif.
Sementara itu, Anggun Wulandari, SKM., M.Kes., menyoroti pentingnya kerja sama berbagai pihak dalam memastikan keberlanjutan program.
“Sekolah, kader kesehatan, dan pemerintah desa memiliki peran besar dalam menjaga agar gerakan WAGAS ANEMIA tidak hanya berhenti di kegiatan ini, tetapi menjadi budaya sehat di masyarakat,” jelasnya.
Kegiatan berlangsung dengan antusiasme tinggi. Para remaja putri aktif berdiskusi, bertanya, serta berbagi pengalaman mengenai pola makan dan kebiasaan sehat.

