Pemkab Balangan

BPBD Balangan Gelar Pembekalan Psikososial untuk Tingkatkan Kesiapan TRC

BPBD Balangan Gelar Pembekalan Psikososial untuk Tingkatkan Kesiapan TRC

PARINGIN, KAKINEWS.ID – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Balangan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menggelar pembekalan peningkatan kapasitas bagi Tim Reaksi Cepat (TRC) dalam pendampingan psikososial pasca bencana, Rabu (1/10/2025), di Aula Inspektorat Kabupaten Balangan.

Kegiatan ini diikuti seluruh anggota TRC, baik yang berasal dari induk maupun kecamatan, serta karyawan BPBD Balangan. Narasumber didatangkan dari Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi Kalimantan Selatan, yakni Dr. Normalina, SP, M.Pd., yang menyampaikan materi seputar pendampingan psikososial dan strategi pemulihan trauma bagi korban bencana.

Mewakili Kepala Pelaksana BPBD Balangan, H. Rahmi, Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi, Sairil Fajeri, menegaskan bahwa bencana tidak hanya menimbulkan kerusakan fisik dan kerugian material, tetapi juga menyisakan luka psikologis dan sosial yang sering kali lebih sulit dipulihkan.

“Peran TRC bukan hanya menangani fase darurat semata. Mereka juga memegang tanggung jawab besar dalam memberikan pendampingan psikososial agar masyarakat bisa bangkit kembali, pulih, dan menata kehidupannya pasca bencana,” ujarnya.

Menurut Sairil, kegiatan ini bertujuan membekali anggota TRC dengan kemampuan untuk memberikan bantuan psikologis awal kepada korban bencana. Dengan bekal itu, TRC diharapkan mampu menciptakan rasa aman, menenangkan korban, serta mengurangi beban psikologis yang timbul segera setelah bencana terjadi.Lebih lanjut, ia memaparkan sejumlah sasaran penting dari kegiatan ini. Pertama, mencegah dampak negatif yang lebih buruk dengan memberikan dukungan psikologis dasar secara tepat. Kedua, membantu korban mengurangi tekanan emosional agar reaksi trauma tidak berkembang menjadi masalah mental yang lebih serius.

Selain itu, pembekalan ini juga menekankan pentingnya pemulihan fungsi optimal individu, keluarga, dan komunitas. TRC diharapkan bisa mendampingi masyarakat untuk kembali berfungsi secara normal, membangun ketangguhan diri, serta menumbuhkan kembali semangat produktivitas pasca bencana.

“Kami ingin agar dengan dukungan yang tepat, para korban tidak larut dalam keterpurukan. Mereka perlu bangkit, kembali berdaya guna, dan produktif dalam menjalani kehidupan sehari-hari, meskipun pernah mengalami musibah besar,” kata Sairil.

Aspek lain yang tak kalah penting, lanjutnya, adalah memperkuat ikatan sosial di tengah komunitas terdampak. Diskusi kelompok, kegiatan bersama, atau terapi ekspresif dapat menjadi sarana efektif untuk mempererat solidaritas sekaligus mengatasi trauma. Dengan begitu, masyarakat tidak merasa sendirian dalam menghadapi kesulitan.

Sairil menutup dengan harapan agar pembekalan ini benar-benar memberikan dampak nyata bagi kesiapan TRC di lapangan. “Kegiatan peningkatan kapasitas ini diharapkan mampu memperkuat pengetahuan, keterampilan, dan kesiapsiagaan seluruh anggota TRC. Sehingga nantinya mereka bisa memberikan pelayanan yang cepat, tepat, dan humanis kepada masyarakat yang terdampak bencana,” pungkasnya.

+ posts

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *