Direktur Baramarta Agus Bayar Warisan Hutang

MARTAPURA – PT Baramarta Perseroda, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemerintah Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan setelah ditinggal direktur utamanya yang lama dengan membawa uang perusahaan Rp9,2 miliar, kini berbenah dinakhodai direkturnya Rachman Agus, SE, melakukan ‘cuci piring’ membayar tunggakan utang kantor pusat, pajak, dan lain-lain, di luar tunggakan pendapatan asli daerah (PAD).
Kepada awak media, Senin (30/01/23), di Martapura, Direktur PT Baramarta Perseroda Rachman Agus SE, menceritakan bahwa saat dirinya melakukan pekerjaan plt (pelaksana tugas) dirut PD Baramarta merangkap jadi dewan pengawas di akhir September 2020, sudah ada utang dan tunggakan lebih dari Rp427 miliar, di luar tunggakan PAD sebesar Rp8.298.058.410, atau 8 miliar rupiah lebih.
Selain itu, gaji karyawan juga 2 bulan tidak dibayar dan hampir 3 karena posisi pada saat itu di akhir bulan, ungkapnya.
Setelah pembenahan internal dan eksternal, gaji karyawan bisa dibayar 3 bulan dan PAD dibayar di tiga bulan terakhir masing-masing Rp500 juta, atau total Rp1,5 miliar. Sehingga tunggakan PAD tinggal Rp6.798.058.410.
Kemudian, di bulan November 2020, Baramarta juga melakukan pembayaran tunggakan pajak Rp1 miliar.
“Pembayaran ini untuk menunjukkan komitmen kami membayari utang pajak masa lalu yang terjadi di tahun 2009, 2011, dan 2013,” tandas Rachman Agus.
Rachman Agus melanjutkan, setelah Februari 2021 dirinya definitif sebagai dirut, meski Baramarta masih belum pulih dan dalam keadaan ‘sakit’, tetap dibebani target PAD tidak tanggung-tanggung Rp10 miliar, tunggakan Rp6,7 miliar, dan ditambah sisanya Rp3,7 .
Namun demikian, Baramarta mengusulkan konsolidasi target PAD menjadi Rp2,4 miliar pada tahun 2021 itu, untuk menyesuaikan dengan kondisi anggaran dan perusahaan keuangan.
âKarena pada saat itu kondisi keuangan perusahaan tidak stabil. Pasalnya, kami juga lagi berusaha memenuhi kewajiban utang pajak yang harus dicicil. Sementara penjualan relatif sedikit, sehingga harus berbagi dengan kewajiban lainnya,â? paparnya.
Menurut Rachman Agus, tahun 2021 PAD yang berhasil disetor ke kas daerah mencapai Rp2,5 miliar, melebihi target Rp2,4 miliar. Dan tunggakan PAD pun berkurang, sehingga menjadi Rp4.298.957.410.
Di sisi lain, lanjutnya, Baramarta membuat komitmen pembayaran utang pajak dengan Kantor Pelayanan Pajak untuk mencicil Rp100 juta per bulan mulai bulan Agustus 2021. “Kami bayar untuk PPh Rp500 juta mulai Agustus hingga Desember di 2021,” tulisnya.
Komitmen pembayaran berupa skema cicilan utang pajak itu juga disaksikan unsur pihak Pemkab Banjar yang terdiri Sekda, Asisten II, Asisten III yang juga merangkap Dewan Pengawas PD Baramarta, Kabag Hukum dan Kabag Perekonomian dan SDA Setda Banjar. “Kita menggandeng Pemkab Banjar, supaya G to G, atau pemerintah ke pemerintah,” pungkasnya.
Selanjutnya, untuk tahun 2022 Baramarta diberi target PAD Rp2,5 miliar, dan PAD yang mampu disetor Rp3 miliar. Dengan ada setoran Rp3 miliar ini, maka tunggakan PAD tersisa Rp1.298.058.410.
âInsya Allah untuk tahun 2023 ini kami perkirakan mampu menyetor PAD sekitar Rp3;2 miliar. Dengan jumlah sebesar itu, tunggakan PAD mampu kami lunanasi,â? katanya optimis.
Sementara, lanjutnya, untuk tahun 2022, utang pajak sesuai komitmen dengan kantor pajak pajak Rp200 juta per bulan. “Kami mampu membayar Rp2.480.000.000,” jelasnya.
Jadi, kata Rachman Agus, selamanya dirinya menakhodai Baramarta selama 2 tahun lebih, total yang sudah disetor ke PAD Rp7 miliar dan utang pajak yang dibayar hampir Rp4 miliar atau Rp3.980.000.000.
Selanjutnya, pada tahun 2023 ini untuk sisa tunggakan pajak, dan utang tunggakan lainnya sebesar Rp427.287.308.204, yang terdiri dari utang pajak berupa utang pajak PPh dan PBB Rp279.502.919.576 tahun 2009, 2011 dan 2013, utang terkait PT Madhani Talatah Nusantara (MTN) masa lampau Rp116.904.216.429, dan utang tunggakan PNBP IPPKH ditambah denda Rp30.880.172.199.
âPT Baramarta melakukan kontrak kerjasama dengan PT.MTN, dimana dalam proyek tersebut disepakati kedua belah pihak akan melakukan penyelesaian utang Baramarta sebesar Rp427 miliar lebih dari hasil proyek itu dalam waktu maksimal 3 tahun ke depan. “tegas.
Untuk bulan Januari 2023, utang pajak berupa PPh dan PBB dibayar Rp4,5 miliar, terdiri dari Rp3,5 miliar PPh, dan Rp1 miliar untuk PBB. “Hari ini diisi,” pungkasnya.
âInsya Allah berubah menjadi satu miliar rupiah setiap bulan sesuai skema pembayaran yang disepakati dengan kantor pajak sampai 2025. Namun sebelum itu, belum sampai 3 tahun kami yakin semua utang masa lalu sudah terlunasi,â? kata Rachman Agus optimis.
Rachman Agus mengakui dengan tuntutan tinggi, penyertaan modal dari Pemkab Banjar masih seperti saat didirikan Baramarta tahun 1998 dulu, yakni cuma Rp205 juta, atau tidak sampai seperempat miliar. âSementara Baramarta diminta setor miliaran rupiah untuk PAD, serta bayar utang-utang warisan lama,â? ujarnya.
Diungkapkan, kontribusi Baramarta terhadap PAD Kabupaten Banjar sudah mencapai Rp232 miliar lebih, tepatnya Rp232.397.047.372,15. âIni sejak Baramarta berdiri hingga sekarang,â? tandasnya.
Menurut Rachman Agus, total selama dirinya menjabat direktur di Baramarta berhasil menyetor PAD Rp7 miliar, dan membayar tunggakan pajak sekitar Rp8,5 miliar atau total Rp15,5 miliar. âTentunya perlu dukungan semua pihak agar Baramarta mandiri dan bisa mencetak PAD dan pajak lebih besar,â? katanya.
Rachman Agus optimis, tahun 2024, PT Baramarta mampu menyelesaikan PAD Rp13,2 miliar. “Dan hal ini merupakan pekerjaan di 2023. Hasilnya, laba di akhir 2023, dan komposisi 55 persen untuk PAD di 2024,” ujarnya.
Ia juga membeberkan, Bupati Banjar bersama dirinya cukup lama bernegosiasi agar dapat melakukan kerjasama dengan PT MTN, yang merupakan investor atau perwakilan 5 besar di Indonesia untuk melakukan penyelamatan Baramarta dengan melakukan restrukturisasi dan kerjasama win-win solution. “Kami melakukan negosiasi setahun lebih,” katanya
Warisan berat yang ditinggalkan pendahulu, lanjutnya, sebenarnya tidak mampu dari pihak keuangan untuk bangkit lagi tanpa mengeluarkan dana ratusan miliar rupiah. âNamun dengan perjuangan keras, kami berhasil meyakinkan PT MTN untuk bekerja dan bermitra dengan Baramarta,â? pungkasnya.
Harapannya, setoran Baramarta ke PAD terus meningkat dan sumbangan ke APBD juga bertambah besar. âTentunya dana pembangunan untuk masyarakat banyak dan kemaslahatan umat di Kabupaten Banjar makin besar pula,â? tutupnya.(Tim Redaksi)