Pencalonan Denny Indrayana Ubah Lanskap Politik Pilgub Kalsel 2024

Nama Denny Indrayana tiba-tiba muncul dalam pencalonan gubernur Kalimantan Selatan tahun 2024. Denny mengajukan berkas pencalonan Pilgub Kalsel lewat Partai NasDem Kalimantan Selatan.
Kemunculan Denny Indrayana mendapat atensi khusus dari pakar politik Universitas Islam Kalimantan Arsyad Al Banjari Banjarmasin, M Uhaib Asad. “Munculnya Denny akan menginstal ulang lanskap politik Kalsel. Dianggap Denny mengganggu strategi politik, Denny jadi pemicu dinamika politik yang lebih menarik,” kata Uhaib Asad kepada kakinews.id, Rabu (8/5).
Menurut dia, sebelum Denny Indrayana muncul lagi, isu pencalonan Pilgub Kalsel belum menghangat. Sejumlah nama sudah digadang maju Pilgub Kalsel 2024, seperti Hj Raudatul Jannah alias Acil Odah, Muhidin, Zairullah Azhar, Hasnuryadi Sulaiman, Ibnu Sina, Anang Syakfiani, dan Sulaiman Umar.
Walaupun Denny Indrayana gagal lolos DPR RI, Uhaib mengingatkan bahwa Denny masih punya basis massa saat Pilgub Kalsel. “Konteksnya beda. Masih banyak pengikut fanatik Denny. Ini modal sosial dan politik dengan mengkonsolidasikan kekuatan yang pendukungnya 800 ribu,” ujar Uhaib merujuk hasil Pilgub Kalsel 2020.
Ia menegaskan Denny Indrayana masih dianggap pengganggu kemapanan kelompok oligarki di Kalsel. “Saya apresiasi Prof Denny Indrayana kembali untuk tarung ulang dalam arena politik Kalsel. Tergantung siapa thing thank Denny, perkuat pasukan pemenangan,” lanjut Uhaib.
Uhaib menyarankan Denny Indrayana memilih jalur independen karena sejumlah partai politik kemungkinan sudah dikunci oleh pemilik pengaruh politik dan modal. Ia tidak tahu apakah Partai Gerindra dan Partai Demokrat masih berkenan mendukung Denny Indrayana seperti Pilgub Kalsel 2020.
“Demokrasi di negeri ini biaya mahal, sudah jadi industri. Partai politik itu pasar tidak lepas dari transaksional. Semua bisa dimainkan kekuatan modal,” kata Uhaib Asad.
Oleh karena itu, kata dia, pencalonan Denny Indrayana akan menghadapi dua kemungkinan berat. Pertama, jika melalui jalur independen, Denny Indrayana mesti mengumpulkan KTP sekitar 400-500 ribuan sebagai syarat maju. Menurut Uhaib, hal ini tantangan berat di tengah waktu yang singkat dan perlu biaya besar. Kedua, kata Uhaib, belum ada satu pun partai politik yang menyatakan dukungan terbuka ke Denny Indrayana.
“Partai mana yang akan mendukung Denny? Masih atau tidak Demokrat dan Gerindra dukung Denny tidak berduit-duitan? Ini pertanyaan besar,” ujar Uhaib.
Menurut Uhaib, peta politik masih sangat cair karena apapun kemungkinan masih bisa terjadi sebelum penetapan pasangan calon Pilgub Kalsel 2024. Termasuk pasangan Muhidin – Hasnuryadi Sulaiman tak lepas dari sorotan. Uhaib berkata Muhidin – Hasnuryadi juga menghadapi tantangan berat karena belum ada partai politik yang mendekati mereka, selain PAN yang notabene di bawah kendali Muhidin sebagai Ketua PAN Kalsel.
“Kalaupun toh Muhidin berkoalisi dengan Gerindra, Gerindra minta wakil. Tapi persoalannnya ada Hasnur, di situ hitung-hitungan politiknya,” katanya. Alhasil, Uhaib menduga Muhidin – Hasnuryadi kemungkinan lewat jalur independen maju Pilgub Kalsel 2024.