Meski Curah Hujan Tinggi , Produktifitas Sawit Di Kalsel Relatif Stabil
BANJARBARU, KN- Sepanjang
2022 produksi perkebunan khususnya kelapa sawit tidak mengalami penurunan
produksi, meskipun pada akhir tahun tadi Kalimantan Selatan (Kalsel) mengalami
curah hujan tinggi.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan
(Disbunnak) Provinsi Kalsel, Suparmi saat menjelaskan produksi perkebunan
selama musim hujan, Banjarbaru, Jumat (17/2/2023).
âProduksi kelapa sawit di 2022 tidak mengalami penurunan produksi, walau
curah hujan cukup tinggi dan ada peningkatan produksi meskipun sedikit
dibanding 2021,â? kata Suparmi.
Suparmi menyebutkan, untuk periode Februari 2023 berdasarkan hasil
perhitungan untuk harga CPO Februari turun sebesar 1,82 persen dibanding harga
Januari dari Rp11.651,32 menjadi Rp11.439,48, inti sawit mengalami kenaikan
sebesar 1,44 persen dari Rp5.098,41 menjadi Rp5.171,90, sedangkan Nilai Indeks
K naik sebesar 1,09 dari 88.43 persen menjadi 89.41 persen.
âUntuk harga TBS kelapa sawit periode Januari mengalami penurunan harga
rata-rata sebesar 0,43 persen dengan harga terendah pada umur tanaman tiga
tahun, Rp1.776,43 dan harga tertinggi Rp2.469,21 pada umur 13 tahun,â? ujar
Suparmi.
Selanjutnya, produksi perkebunan untuk karet memang mengalami penurunan
karena ada penyakit gugur daun sehingga perlu ditingkatkan manajemen
pemeliharaannya.
âCurah hujan yang tinggi memang mempengaruhi jumlah produksi karet tapi
lebih signifikan karena manajemen pemeliharaan,â? jelas Suparmi.
Diketahui, di 2023 Disbunnak Kalsel memprioritaskan program
intensifikasi dan diversifikasi tanaman karet dengan inovasi Bang Sibon
Berkaret. Dalam program ini dilakukan pengembangan perkebunan karet dengan pola
jarak tanam ganda dan tumpang sari dengan tanaman pangan.
âKalsel dengan 270 ribu hektare parea kebun karet sudah memiliki 229
Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB),â? ucap Suparmi.
(MC Kalsel/Red)