BERITA UTAMA KPK RI

Babak Baru Penyelidikan Korupsi PMT Kemenkes: KPK Masih Cari Sampel Biskuit!

Babak Baru Penyelidikan Korupsi PMT Kemenkes: KPK Masih Cari Sampel Biskuit!

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih mencari sampel biskuit yang menjadi objek penyelidikan kasus dugaan korupsi mengenai pengadaan makanan tambahan (PMT) untuk balita dan ibu hamil di Kementerian Kesehatan (Kemenkes) 2016-2020.

KPK juga perlu mendapatkan biskuit tersebut guna pengecekan kandungannya yang diduga hanya terbuat dari tepung dan gula karena telah dikurangi bahkan dihilangkan nutrisinya tersebut.

Pencarian sampel biskuit ini sulit, namun tidak menjadi hambatan pengusutan kasus ini.

“Hambatan sih enggak, itu jadinya tantangan bagi kita, untuk menemukan barangnya,” kata Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Jumat (5/12/2025).

KPK mencari biskuit yang telah diproduksi sejak lama. Bahkan, penyelidik sudah mendatangi produsen biskuit dan menelusuri ke mana saja biskuit tersebut didistribusikan.

“Kami pertama mendatangkan produsennya, siapa tau kalau di gudangnya masih ada. Kemudian juga kita tanya distribusinya ke mana saja, nah di tempat-tempat distribusi itu kita juga sedang cari,” papar Asep.

Meskipun pihaknya telah memegang resep biskuit yang dibagikan untuk mengurangi stunting tersebut. Namun, biskuit secara fisik harus ditemukan untuk dicek kandungannya.

“Karena kami kalau dari resepnya kami punya, dapat gitu ya, didapat resepnya itu. Tetapi kan juga yang dipermasalahkan itu kan dikasih makanan bayinya, nggak bener nggak itu, jadi harus ada itu barangnya,” tandasnya.

Asep berharap biskuit tersebut dapat ditemukan dan penyelidikan dugaan korupsi ini bisa terus berlanjut.

Sebelumnya, Asep Guntur Rahayu, menjelaskan bahwa meskipun perkara ini sudah dilakukan ekspose atau gelar perkara, tim penyidik masih membutuhkan kelengkapan data krusial.

“Terakhir sudah kita ekspose terkait dengan makanan tambahan itu, tapi masih ada yang perlu kita lengkapi lagi. Jadi artinya, waktu itu kan saya bilang tuh, itu ada yang kurang,” kata Asep di Gedung KPK, Jakarta, Senin (10/11/2025).

Kekurangan yang dimaksud Asep adalah sampel fisik biskuit yang menjadi objek pengadaan. “Tapi kita sekarang itu juga sedang mau nyari barangnya (sampel biskuit) karena kita harus cek juga kandungannya,” ungkap Asep.

Sampel biskuit itu sangat vital, maka KPK membutuhkannya untuk melakukan pengujian laboratorium guna memastikan kebenaran kandungan nutrisi di dalamnya.

Fokus utama KPK adalah menyoroti adanya dugaan praktik curang pengurangan komponen gizi utama dalam biskuit yang seharusnya ditujukan untuk balita dan ibu hamil tersebut.

Menurut Asep, salah satu komponen paling vital dan mahal yang diduga diselewengkan adalah premiks atau “pertamax”, yang merupakan campuran esensial vitamin dan protein.

“Kalau dari jumlah nutrisi yang ada, itu kan ada pertamax. Jadi, itu kandungan vitamin dan proteinnya ada di situ, dan itu yang paling mahal,” katanya.

KPK menduga campuran paling mahal tersebut dikurangi secara signifikan, atau bahkan dihilangkan seluruhnya oleh pihak-pihak terkait. Jika dugaan itu benar, tegas Asep, biskuit tersebut praktis hanya menyisakan tepung dan gula, tanpa nilai gizi yang berarti untuk mencegah stunting.

“Walaupun ya tetap mirip, tapi ini tidak akan berpengaruh terhadap kesehatan dari balita, tetap akan stunting karena kandungan gizinya tidak ada,” tandas Asep.

Informasi yang dihimpun kakinews.id, kasus ini diduga terjadi dalam rentang waktu 2016-2020. Salah satu alasan KPK saat ini adalah kesulitan menemukan sampel biskuit tersebut sebab tempus perkaranya berlangsung sudah lebih dari lima tahun.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *